Sinabung Erupsi Lagi, Warga Diminta Jauhi Zona Merah

Para petani memanen kentang saat Gunung Sinabung erupsi, di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, 10 Agustus 2020. (Foto: Sastrawan Gintin/Antara via Reuters)

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kembali erupsi sebanyak tiga kali, Kamis (13/8). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo meminta warga yang masih beraktivitas di zona merah agar menjauhi wilayah itu.

Pelaksana Tugas Kepala BPBD Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan masih ada beberapa warga yang membandel melakukan kegiatan di zona merah Gunung Sinabung. Padahal pihaknya telah mengimbau agar masyarakat menghentikan aktivitas dan menjauhi zona merah yang telah ditetapkan.

"Kemarin kami melakukan patroli kewilayahan ke zona-zona merah dengan mengimbau warga agar segera keluar atau tidak mendekat daerah yang telah ditetapkan," kata Natanail saat dihubungi VOA, Kamis (13/8).

Natanail menjelaskan, beberapa warga yang masih beraktivitas di zona merah lantaran daerah itu terdapat perladangan. Pertanian milik warga rata-rata berada di zona merah dengan radius lima sampai tujuh kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

"Walaupun kami sudah berikan penanganan berupa sewa rumah dan lahan. Tapi masih ada warga yang menanami lahan pertaniannya, karena selama ini sejak Juni 2019 erupsi Gunung Sinabung sudah berhenti dan kemarin baru terjadi lagi. Sehingga ada beberapa masyarakat yang sudah mulai lagi menanami lahan pertaniannya," jelasnya.

Puncak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, tertutup awan usai mengalami erupsi tiga kali, Kamis, 13 Agustus 2020. (Foto: Pos Pemantau Gunung Sinabung)

Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Kamis (13/8) pagi. Natanail menyebut material abu vulkanis masih menghujani beberapa daerah seperti Kecamatan Naman Teran, Berastagi, dan Merdeka.

"Ini kami belum tahu apakah (abu vulkanis) sampai Kecamatan Dolat Rayat karena itu paling jauh," sebutnya.

Sejauh ini BPBD Karo telah mendirikan posko penanggulangan darurat bencana dan melanjutkan pembersihan ke daerah yang terpapar abu vulkanis termasuk pertanian milik warga. Kata Natanail, pihaknya juga telah membagikan masker kepada masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Sinabung.

BACA JUGA: Sinabung Erupsi, Ribuan Hektare Kebun Warga Terancam Gagal Panen

"Nanti kita lihat lagi perkembangan erupsi pagi ini di mana titik-titik terparah akan kami laksanakan pembersihan," ujar Natanail.

Sementara itu, pengamat Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan pada Kamis (13/8), gunung berapi tertinggi di Sumatera Utara itu mengalami tiga kali erupsi. Erupsi pertama dan kedua terjadi pada pukul 06.07 WIB serta 08.02 dengan tinggi kolom abu 1.000 meter. Lalu, erupsi ketiga terjadi pada pukul 08.31 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter.

"Untuk arah angin masih mengarah ke timur tenggara dominannya. Sampai saat ini masih keluar asap di puncak Gunung Sinabung. Berawan di sini sehingga puncaknya tidak terlihat jelas saat ini," kata Armen kepada VOA.

Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diminta agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

"Karena berpotensi banjir lahar (dingin)," pungkasnya.

Indonesia memiliki 127 gunung api aktif bagian dari cincin api dunia atau ring of fire. Dari jumlah tersebut, tidak ada gunung api yang berstatus level IV (Awas), sedangkan level III (Siaga) berjumlah dua gunung api, yakni Gunung Karangetang di Sulawesi Utara dan Gunung

Sinabung. Gunung dengan level II (Waspada) berjumlah 20 gunung api dan level I (Normal) berjumlah 46 gunung api. [aa/em]