Serangan di Perguruan Tinggi Teknik Krimea, 18 Tewas

Polisi mengamankan lokasi terjadinya insiden, sementara petugas medis mengangkut para korban dalam serangan teror di kota Kerch, Krimea, Rabu (17/10).

Penyelidik Rusia mengatakan seorang mahasiswa, usia 22 tahun, bertanggung jawab atas serangan bom dan penembakan massal yang menewaskan 18 orang dan melukai sedikitnya 50 orang hari Rabu di satu perguruan tinggi teknik di Krimea.

Penyelidik dan direktur perguruan tinggi itu mengatakan setelah ledakan, seorang laki-laki bersenjata berjalan di dalam bangunan itu sambil menembaki siapa saja yang dilihatnya di kampus di kota Kerch itu.

Pejabat tinggi Rusia di Krimea, Sergei Aksyonov, mengatakan mahasiswa itu bunuh diri setelah serangan tersebut.

Juru bicara presiden Dmitry Peskov mengatakan, Vladimir Putin memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Kepada kantor berita Tass, ombudsman setempat mengatakan, sebagian besar korban adalah mahasiswa.

Dalam jumpa pers di Moskow, Presiden Putin mengatakan, lebih dari satu orang mungkin terlibat dalam serangan itu dan bahwa penyelidik sedang mencoba menetapkan motif serangan.

Pejabat-pejabat Rusia memberi keterangan berbeda tentang apa yang sebenarnya terjadi di Kerch Polytechnic College. Semula mereka melaporkan ledakan gas, kemudian mengatakan ledakan terjadi di kantin kampus yang diduga diserang teroris.

Komisi Anti-terorisme Nasional Rusia mengatakan semua korban jiwa adalah akibat luka tembak setelah pernyataan sebelumnya dari pejabat lain mengatakan korban tewas dalam ledakan itu. Komisi itu kemudian mengatakan serangan itu adalah kasus pembunuhan massal dan bukan serangan teroris.

Gambar-gambar dari lokasi ledakan yang ditayangkan media setempat, Kerch.FM, menunjukkan jendela lantai dasar gedung bertingkat dua itu telah diledakkan dan puing-puing bangunan tampak tergeletak di luar.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina empat tahun lalu, memaksa negara-negara Barat memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Rusia. (ka)