Para senator Amerika dan kalangan pendukung hak asasi manusia menuduh China mengekspor "otoritarianisme" dan mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk memata-matai dan mengendalikan warga mereka.
Pernyataan itu muncul 30 tahun setelah penumpasan Lapangan di Tiananmen yang mematikan di China.
Senator Demokrat terkemuka yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Menendez, mengatakan Amerika Serikat harus menggalakkan lebih dari sekedar pendekatan transaksional demi hak asasi manusia.
“Minggu lalu Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengumumkan dibentuknya sebuah komisi baru untuk menyusun definisi yang kuat tentang apa yang disebut hak asasi manusia. Pengumuman ini menimbulkan kebingungan dan kekesalan, karena definisi yang tegas tentang HAM sudah ada. Kita tidak perlu merumuskan kembali hak-hak itu. Yang perlu kita lakukan adalah mempertahankan dan melindungi hak asasi manusia itu. Kita harus memanfaatkan semua peralatan yang telah kita miliki. Kita harus mengembangkan kemitraan diplomatik dan keamanan yang kuat, dan kita harus mempertegas kehadiran kita sendiri dalam bidang itu,” tandas Menendez.
BACA JUGA: China Blokir Pemberitaan Tentang Peringatan TiananmenPara tokoh yang memberikan kesaksian di depan panel mencatat investasi besar-besaran China dalam teknologi untuk melacak rakyatnya secara fisik, dalam telekomunikasi dan dunia maya – merupakan kemampuan yang dipromosikan negara itu kepada pemerintah-pemerintah mulai dari Asia ke Afrika sampai ke Amerika Latin.
Senator Republik James Risch mengatakan China mengeksploitasi keterbukaan negara-negara demokrasi maju untuk meredam kebebasan berekspresi. (lt)