Selandia Baru Desak Perlunya Peredaan Ketegangan di Semenanjung Korea

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat konferensi pers di Sydney, Australia, 5 November 2017. (Foto: dok).

PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengungkapkan dukungannya bagi sanksi-sanksi ekonomi terhadap Korea utara sementara juga menekankan perlunya peredaan ketegangan di Semenanjung Korea.

Ardern, yang pekan ini melewati hari ke-100-nya dengan jabatan baru tersebut, juga mengatakan, negaranya perlu memelihara hubungan yang erat dengan AS meskipun kedua negara tidak selalu sepaham.

PM perempuan berusia 37 tahun itu juga mengungkapkan pandangannya mengenai hubungan Selandia Baru dengan China, dalam sebuah wawancaranya dengan kantor berita Associated Press. Ia mengatakan, negaranya tidak mendukung pandangan Presiden AS Donald Trump yang terungkap dalam pidato kenegaraan pertamanya Selasa lalu bahwa China adalah saingan.

Ia mengatakan, ia sama sekali tidak menggambarkan hubungan Selandia Baru dan China seperti yang diungkapkan Trump. Lebih jauh ia mengatakan, pernyataannya tersebut bukan karena Wellington merasa berhutang budi pada Beijing mengingat China salah satu importir terbesar produk susu negaranya.

Ardern mengatakan, meskipun ukurannya kecil, Selandia Baru akan selalu menyuarakan pendapatnya dan mendukung apa yang menurut pandangan negaranya benar.

Ardern saat ini sedang mengandung anak pertamanya dan diperkirakan kan lahir Juni mendatang. Wakil PM Winston Peters akan menggantikan posisinya selama cuti melahirkan enam pekan. [ab/uh]