Saudi Potong Produksi, Harga Minyak Terkerek Naik

Anjungan lepas pantai pengeboran minyak dan gas JDC Hakuryu-5 drilling di Laut China Selatan, lepas pantai Vung Tau, Vietnam, 29 April 2018.

Harga minyak merangkak naik, Selasa (14/8), setelah laporan OPEC memastikan bahwa eksportir minyak utama dunia, Arab Saudi, sudah mengurangi produksi minyaknya untuk menghindari ancaman kelebihan pasokan, Reuters melaporkan.

Namun di sisi lain, kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan ekonomi membatasi kenaikan harga.

Harga minyak kontrak berjangka Brent tercatat naik 25 sen atau 0,3 persen menjadi $72,85 per barel dari penutupan terakhir.

Harga minyak Amerika, West Texas Intermediate, juga naik 25 persen atau 0,4 persen menjadi $67,45 per barel.

Juli, Arab Saudi mengatakan kepada Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) bahwa pihaknya sudah mengurangi produksi minyak sebanyak 200 ribu barel per hari (bph) menjadi 10,288 juta barel per hari.

Pemotongan terjadi di tengah ekspektasi penurunan ekspor dari Iran pada saat AS menerapkan kembali sanksi terhadap industry minyak Iran mulai November.

Menurut laporan OPEC, permintaan minyak dunia diperkirakan tumbuh sebanyak 1,43 juta bph pada 2019, turun dari 1,64 juta bph di 2018. Permintaan minyak melambat diperkirakan karena pertikaian dagang antara AS dan China akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi. [ft]