Saudi: Krisis Venezuela Bisa Pukul Pasar Minyak

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih

Krisis di negara anggota OPEC, Venezuela, di mana Presiden Nicolas Maduro tengah terjerat dalam perebutan kekuasaan dengan pihak oposisi, dapat berdampak pada pasar minyak, kata menteri energi Arab Saudi hari Senin (28/1).

"Tentu saja, perkembangan di Venezuela bisa berdampak pada pasar (minyak) ... Kami mengamati perkembangan di sana, dan mungkin ada dampak pada keseimbangan pasar minyak," ujar Khalid al-Falih kepada saluran berita Al-Arabiya.

BACA JUGA: Presiden Maduro Setujui Dialog, Tolak Seruan untuk Pemilu Baru

Produksi minyak di Venezuela telah menurun tajam dalam beberapa bulan terakhir dari dua juta barel lebih per hari menjadi sekitar 1,4 juta barel per hari.

Negara Amerika Latin itu memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia lebih dari 300 miliar barel, sebagian besar merupakan minyak mentah berat yang biaya produksinya sangat tinggi.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido berebut kekuasaan sejak Guaido menyatakan dirinya "penjabat presiden" pada hari Rabu di tengah protes yang penuh kemarahan mengenai perekonomian yang terpuruk di negara itu.

Kebuntuan ini telah memecah komunitas internasional antara negara-negara yang mengakui Guaido sebagai presiden, termasuk Amerika Serikat ditambah selusin negara di kawasan itu, dan mereka yang masih mengakui Maduro, termasuk Rusia dan China.

Anggota OPEC dan produsen non-kartel mereka akhir tahun lalu memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari untuk menopang harga yang lemah.

Perjanjian enam bulan yang juga disetujui Rusia, produsen utama non-OPEC, mulai berlaku sejak awal bulan ini.

Manteri Saudi, al-Falih mengemukakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kesepakatan pengurangan produksi itu akan diperpanjang. [as]