Satu Dekade Tsunami Aceh, Luka Masih Tersisa

Tongkang Apung 1, yang membangkitkan listrik di lepas pantai, terseret sampai lima kilometer oleh tsunami dan mendarat di atas dua rumah. (VOA/Steve Herman)

Struktur bangunan yang rusak di pantai Aceh jadi saksi kekuatan tsunami. (VOA/Steve Herman)

Surya masih berusia tujuh tahun saat tsunami menghantam. Ia menderita luka serius dan dirawat di rumah sakit sebulan. Dua belas dari 16 anggota keluarganya tewas. (VOA/Steve Herman)

Tiga pelajar perempuan di sekolah yang hancur karena tsunami di Aceh. Pembangunan terus berlanjut 10 tahun kemudian. (VOA/Steve Herman)

Rumah-rumah yang dibangun kembali di sepanjang pantai di Aceh, dalam 300 meter zona ekslusi yang direkomendasikan untuk tidak ditinggali lagi. (Steve Herman/VOA News)

Tempat pemakaman massal dan memorial tsunami di Banda Aceh. Sekitar 35.000 jenazah dari yang diperkirakan 170.000 korban tewas di kota itu tidak pernah ditemukan. (VOA/Steve Herman)

Salmi Hardiyanti, 24, menunjukkan nama-nama sembilan kerabatnya yang tewas akibat tsunami dan jenazahnya tidak pernah ditemukan. (VOA/Steve Herman)

Sebuah kapal nelayan yang terseret tsunami dan mendarat di atas sebuah rumah. Lima puluh enam orang berlindung di kapal itu dari gelombang tinggi. (VOA/Steve Herman)

Sisa-sisa kerusakan di sebuah rumah yang terkena tsunami 10 tahun lalu di sebuah desa di Aceh. (VOA/Steve Herman)

Masjid Agung Baiturrahman merupakan salah satu dari beberapa bangunan di Banda Aceh yang bertahan dari tsunami 2004 relatif tanpa kerusakan. (VOA/Steve Herman)

Aceh menanggung beban berat dari salah satu bencana alam terbesar yang pernah ada, dipicu oleh gempa bumi dahsyat yang menurut para ilmuwan menggeser Bumi dari porosnya beberapa sentimeter.