Rahasia Genetika Mesir Kuno Terungkap

Ilmuwan, Verena Schuenemann, tampak sedang memeriksa tulang rahang bawah dari mumi Mesir Kuno di Laboratorium Palaeogenetik di Universitas Tuebingen di Jerman pada foto rilis yang tidak bertanggal yang diperoleh pada tanggal 30 Mei 2017 (foto: Johannes Krause/Rilis via REUTERS)

Studi yang menguji data genom dari 90 mumi yang berasal dari kawasan Abusir el-Malek adalah studi genetika paling canggih yang pernah diselenggarakan tentang orang-orang Mesir Kuno.

DNA mumi yang ditemukan dilokasi yang dulu dikenal kultusnya pada dewa Mesir yang menguasai alam akhirat mengungkapkan pandangan yang menarik tentang orang-orang Mesir Kuno, termasuk penemuan bahwa mereka memiliki ikatan genetika terbatas dengan kawasan sub-Sahara Afrika.

Para ilmuwan hari Selasa mengatakan mereka menguji data genom dari 90 mumi dari lokasi yang terletak di Abusir el-Malek, yang berjarak sekitar 115 km sebelah selatan Kairo, dalam studi genetika paling canggih yang pernah diselenggarakan tentang orang-orang Mesir Kuno.

DNA diekstraksi dari gigi geligi dan tulang mumi dari lokasi pemakaman yang luas terkait dengan dewa berkulit hijau Osiris. Yang tertua berasal dari 1388 SM selama masa Kerajaan Baru, jaman keemasan pengaruh dan budaya Mesir Kuno.

Genom memberi kejutan

Yang terbaru berasal dari sekitar 426 M, berabad-abad setelah Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi.

“Sudah banyak diskusi tentang genetika dari nenek moyang orang Mesir Kuno,” ujar ahli arkeogenetika Johannes Krause dari Max Planck Institute untuk Ilmu Pengetahuan Sejarah Manusia di Jerman, yang memimpin studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

“Apakah orang Mesir modern keturunan langsung dari orang Mesir Kuno? Apakah ada kelanjutan genetika di Mesir sejalannya waktu? Apakah pasukan penyerbu dari luar mengubah genetika: contohnya, apakah orang Mesir menjadi lebih seperti ‘orang Eropa’ setelah Aleksander Yang Agung menaklukkan Mesir?” tambah Krause. “DNA kuno dapat menjawab semua pertanyaan itu.”

Genom yang ada menunjukkan bahwa, berbeda dengan orang Mesir modern, orang Mesir Kuno hanya memiliki sedikit kedekatan genetik dengan penduduk sub-Sahara, beberapa di antaranya orang Ethiopia Kuno yang diketahui memiliki interaksi yang signifikan dengan Mesir.

Ikatan genetika terdekat adalah dengan penduduk Timur Dekat kuno, yang membentang dari sebagian Irak dan Turki selain juga Israel, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Mumi warga kelas menengah

Mesir, yang terletak di Afrika Utara di persimpangan jalan benua-benua di zaman Mediterranea kuno, untuk berabad-abad telah menunjukkan kebanggaannya sebagai satu dari kebudayaan paling maju dalam pada jaman dahulu, yang dikenal dengan kekuatan militernya, arsitektur yang mengagumkan termasuk piramid berukuran masif dan kuil-kuil yang mengesankan, seni, hieroglif, dan kuil para dewa.

Mumifikasi digunakan untuk mengawetkan tubuh orang mati untuk kebutuhan mereka di alam akhirat. Mumi yang digunakan dalam studi berasal dari masyarakat kelas menengah, bukan dari kalangan bangsawan.

Para peneliti menemukan kelanjutan genetik yang membentang dari Kerajaan Baru dan masa-masa Romawi, dengan peningkatan yang substansial asal muasal nenek moyang dari kawasan sub-Sahara sekitar 700 tahun yang lalu, tanpa alasan yang jelas.

“Tidak ada perubahan yang dapat terdeteksi tentang sejarah Mesir selama 1.800 tahun,” ujar Krause. “Perubahan besar terjadi antara saat itu dan sekarang.” [ww]