Demonstrasi di Papua Ricuh, Bangunan Dibakar

Pasukan keamanan siaga sementara sebuah gedung terbakar dalam aksi protes rusuh di Jayapura, Papua, Kamis malam (29/8). (Foto: Antara/Reuters)

Pasukan keamanan Indonesia hari Senin (23/9) berupaya memulihkan ketertiban di provinsi Papua, kata seorang juru bicara polisi. Hal itu disampaikan menyusul berbagai laporan media yang menyebutkan sejumlah bangunan dibakar dan terjadi baku tembak di tengah demonstrasi-demonstrasi baru.

Protes-protes yang terkadang diwarnai kekerasan melanda kawasan itu selama dua minggu pada akhir Agustus terkait ujaran rasis terhadap para mahasiswa Papua di Surabaya, yang dilempari gas air mata di sebuah asrama dan ditahan karena dituduh menodai bendera nasional.

Terjadi "kekacauan" di Wamena, kota terbesar di Papua, kata kantor berita Antara yang mengutip Kapolres Jayawijaya AKBP Toni Ananda. Antara mengutip seorang pejabat lain yang mengatakan bandara di kota itu telah ditutup.

Salah satu protal berita terbesar Indonesia, Kompas.com, mengatakan para demonstran membakar rumah-rumah dan bangunan-bangunan pemerintah dalam sebuah aksi protes yang diduga dipicu oleh ujaran rasis yang diarahkan kepada para siswa oleh seorang guru di Wamena.

Suara tembakan terdengar dalam sebuah percakapan telepon dengan korespondennya di kota itu, tambah situs itu.

Juru bicara kepolisian nasional, Dedi Prasetyo, mengatakan kepada Reuters bahwa situasi itu "sedang ditangani polisi dan militer supaya tidak menyebar lebih luas," dan bahwa dia masih menunggu laporan dari para petugas regional.

Sejak protes-protes dimulai bulan Agustus, Indonesia telah mengerahkan hampir 6.000 personil militer dan polisi tambahan ke kawasan itu. Pihak berwenang untuk sementara memblokir akses internet untuk mencegah penggunaan media sosial.

Polisi telah menangkap puluhan orang karena merusak properti publik dalam protes-protes itu. [vm/ah]