Presiden Putin Tolak Tuduhan Rusia Campuri Pemilu Amerika

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato akhir tahunnya dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, 14 December 2017. (Foto: dok).

Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (14/12) menolak tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika tahun lalu dan menyatakan lawan-lawan Presiden Donald Trump menyebarkan tuduhan itu untuk merongrong legitimasinya.

Berbicara pada konferensi pers maraton tahunan di Moskow, Putin menyatakan harapan bahwa hubungan Amerika-Rusia akan kembali normal.

Badan-badan intelijen Amerika telah menyimpulkan Putin memerintahkan suatu kampanye untuk mempengaruhi pemilih Amerika agar mendukung Trump, guna mengalahkan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Trump telah menyatakan tim kampanyenya tidak berkolusi dengan Rusia.

Putin Kamis menyatakan bahwa Rusia khawatir Amerika Serikat akan keluar dari perjanjian mengenai pengendalian senjata, sementara negaranya akan terus mematuhi perjanjian itu. Ia juga mengatakan militer Rusia akan mengembangkan senjata sesuai keperluan, tanpa perlu terlibat dalam perlombaan senjata dengan Amerika Serikat.

Mengenai Korea Utara, Putin mengatakan penggunaan kekerasan oleh Amerika Serikat hanya akan menimbulkan konsekuensi yang sangat membahayakan. Ia mengatakan Rusia tidak dapat menerima status nuklir Korea Utara dan menyalahkan Amerika Serikat karena memancing Korea Utara untuk mengembangkan program nuklirnya.

Sepekan setelah Komite Olimpiade Internasional memutuskan atlet-atlet Rusia tidak dapat bertanding di bawah bendera negaranya pada Olimpiade Musim Dingin mendatang di Pyeongchang, Korea Selatan, Putin mengatakan larangan tersebut bermotif politik.

Pemimpin Rusia itu belakangan mengatakan kepada wartawan bahw pemimpin Rusia itu menyampaikan kepada para wartawan bahwa Rusia harus memiliki sistem politik yang lebih kompetitif dan bahwa apabila ia mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan, ia akan melakukannya sebagai kandidat independen, bukannya dari partai Rusia Bersatu.

Putin telah menjabat sebagai perdana menteri atau presiden Rusia sejak 1999 dan pekan lalu mengumumkan rencananya mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan yang akan berakhir pada tahun 2024. Ia diperkirakan luas akan menang.

Ia mengatakan pemerintahnya perlu memusatkan perhatian pada layanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Putin juga mengemukakan partai-partai oposisi tidak memiliki calon kuat untuk menghadapinya dalam pemilu. [uh/ab]