PM Johnson: Penutupan Wilayah Ketat Mungkin akan Diberlakukan di Inggris

Warga London antre untuk melakukan tes Covid-19 di tengah melonjaknya kasus virus corona di Inggris, Minggu (3/1).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari Minggu (3/1) memperingatkan, penutupan wilayah yang lebih ketat di Inggris kemungkinan besar akan diberlakukan, karena negara itu digoncangkan oleh perebakan virus corona jenis baru yang menyebabkan tingkat infeksi mencapai rekor tertinggi.

Namun Johnson menegaskan, dirinya tidak meragukan bahwa sekolah-sekolah aman dan mendesak orang tua agar mengirim anak-anak mereka kembali ke kelas di daerah di mana pembukaan sekolah dimungkinkan.

Serikat guru menyerukan sekolah agar beralih ke pembelajaran jarak jauh, setidaknya dalam beberapa minggu karena varian baru corona yang menurut para ilmuwan daya penularannya 70% lebih tinggi.

Inggris mencatat hampir 75.000 kematian akibat virus, bergantian dengan Italia sebagai negara di Eropa yang paling parah terserang virus corona, menurut statistik dari Johns Hopkins University.

London dan Inggris Tenggara menghadapi tingkat penularan baru yang sangat tinggi dan ada spekulasi bahwa pembatasan harus diperketat guna mengendalikan virus. Di beberapa bagian ibu kota Inggris dan sekitarnya terdapat sekitar 1.000 penularan per 100.000 orang.

Inggris bergerak cepat dalam mengusahakan vaksinasi untuk penduduknya. Inggris merupakan negara pertama yang mulai memvaksinasi orang di atas usia 80 tahun dan para petugas kesehatannya pada 8 Desember, dengan vaksin virus corona buatan Pfizer-BioNTech.

Minggu lalu, regulator menyetujui vaksin lain yang dibuat oleh Universitas Oxford dan raksasa farmasi AstraZeneca yang lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada vaksin Pfizer.

Your browser doesn’t support HTML5

530 Ribu Dosis Vaksin Oxford-AstraZeneca Siap Dibagikan di Inggris


Ratusan tempat vaksinasi baru akan dibuka pekan ini ketika Dinas Kesehatan Nasional meningkatkan program imunisasi dengan vaksin buatan Oxford-AstraZeneca. Para pejabat mengatakan sekitar 530.000 dosis vaksin baru itu akan diberikan secepatnya hari Senin (4/1) untuk memvaksinasi 2 juta orang dalam seminggu. [ps/jm]