Pilpres Venezuela Hari Ini Diboikot oleh Opposisi

Seorang warga Venezuela memberikan suaranya di TKP pemilihan presiden di Caracas, Minggu, 20 Mei 2018.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro ingin memperoleh masa jabatan 6 tahun yang kedua dalam pemilihan hari Minggu (20/5) yang diboikot oleh oposisi sebagai "penobatan" seorang diktator dan dikutuk oleh sebagian masyarakat internasional.

Maduro, 55 tahun, seorang mantan sopir bus diperkirakan akan menang walaupun adanya krisis mendalam yang telah menyebabkan pangan langka dan inflasi membubung sementara produk minyak anjlok di satu negara yang pernah menjadi salah satu produsen terbesar minyak di dunia.

Mantan gubernur negara bagian Henri Falcon adalah penantang utama Maduro, tetapi peluangnya berkurang karena adanya seorang calon kedua yang anti-Maduro dalam pemilihan itu, pendeta konservatif Javier Berlucci.

Kemenangan Maduro dapat menimbulkan sanksi lagi, termasuk sanksi minyak dari pemerintah Amerika Serikat, dan kecaman lagi dari Uni Eropa dan Amerika Latin.

Orang yang menyebut dirinya “putra” Hugo Chavez, Maduro mengatakan hari Sabtu bahwa ia sedang berjuang melawan rencana “imperialis” Amerika untuk menumpas sosialisme dan mengambil-alih kekayaan minyak negara anggota OPEC itu.

Hari Jumat, pemerintahan Trump menambahkan seorang sekutu kunci Maduro ke dalam daftar para pejabat tinggi yang menjadi sasaran sanksi keuangan, dan menuduh pemimpin partai Sosialis Diosdado Cabello terlibat dalam perdagangan narkoba dan penggelapan dana. [gp]