Sudah menjadi tradisi di keluarga Dimas Suwandri, 35 tahun, untuk menukar uang baru dalam pecahan yang lebih kecil beberapa minggu menjelang Lebaran. Uang itu akan dibagi-bagikan kepada sanak saudara saat hari raya nanti.
“Mungkin sudah terbiasa setiap tahun saat lebaran, saya menukarkan (uang) untuk berbagi untuk anak-anak, keponakan atau saudara,” ujar Dimas saat ditemui VOA di Parkir Timur Gelora Bung Karno, Jakarta pada Minggu (9/4) pagi.
Datang bersama istrinya, Dimas membawa Rp3,8 juta untuk ditukarkan ke uang kertas baru pecahan Rp20.000 hingga Rp1.000. Meski tidak mudik karena tidak memiliki kampung halaman, ia tetap merasa bahagia bisa membagikan uang yang ia kumpulkan dari hasil kerja dan tunjangan hari rayanya kepada sanak saudara.
Hal senada disampaikan Sri Wulandari, 51 tahun, yang datang bersama anaknya. Membagikan uang kertas baru saat di kampung halaman saat Lebaran tiba merupakan kebahagiaan sederhana yang tak tertandingi, ujarnya, karena banyak yang sangat menantikannya.
“Seperti setiap tahunnya, saat Lebaran kita yang tua kasih THR buat anak-anak, keponakan dan lainnya. Mereka sangat mengharapkan karena hanya setahun sekali,” ucap Sri.
Sudah dua tahun berturut-turut Sri memanfaatkan lokasi penukaran uang baru yang didirikan Bank Indonesia untuk mendapatkan pecahan baru, jauh sebelum mudik. Tahun ini ia menukar Rp6 juta ke pecahan yang lebih kecil.
BI Siapkan Rp9,5 Miliar per Hari
Warga tampak sangat antusias untuk menukarkan uang mereka ke uang baru dengan pecahan yang lebih kecil di program “Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri” (Serambi) 2023 yang digelar Bank Indonesia di Gelora Bung Karno. Ratusan warga sudah antre sejak pagi, jauh sebelum loket-loket penukaran uang dibuka pada pukul 10.00. Program yang digelar pada 8-9 April ini memang dimaksudkan untuk masyarakat yang hendak mudik ke kampung halaman atau menikmati libur Lebaran, dan ingin membagikan uang baru dalam pecahan yang lebih kecil kepada sanak saudara; salah satu tradisi Lebaran di Indonesia.
“Ramadan Fitri (dari) Bank Indonesia selalu menyiapkan fasilitas penukaran uang kepada masyarakat khususnya pecahan kecil. Khusus tahun ini kita perluas dan perbesar kegiatannya karena kondisi yang sudah semakin membaik, sehingga pemudik (yang menukarkan uang.red) akan banyak sekali,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim kepada wartawan.
Total uang tunai baru pecahan kecil yang disediakan di di Parkir Timur Gelora Bung Karno, Jakarta, adalah Rp9,5 miliar per hari. Maksimal nominal penukaran Rp3,8 juta dan minimal Rp100 ribu. Warga dapat menukar ke pecahan kecil nominal Rp1.000, Rp5.000, Rp10.000 dan Rp20.000. Uang tunai yang ditukarkan tahun ini adalah lembaran uang baru edisi 2022.
Untuk mempercepat proses penukaran, Bank Indonesia telah mensosialisasikan halaman web di situs resmi Bank Indonesia yang dapat diakses warga untuk mendaftar dengan kuota 2.500 orang per hari. Namun, bagi yang belum mendaftar secara daring, BI tetap memberikan kesempatan bagi yang mendaftar di tempat, meskipun kuota pendaftar lebih kecil, yaitu 500 orang. Ada lima mobil kas keliling yang melayani pertukaran uang baru pecahan kecil.
BACA JUGA: BUMN Transportasi Pastikan Kesiapan Hadapi Kebutuhan Angkutan Natal dan Tahun Baru
Cinta Rupiah
Menurut Marlison, BI juga akan membuka lebih dari lima ribu lokasi penukaran uang baru pecahan lebih kecil di seluruh Indonesia, termasuk di tempat yang sering dilalui pemudik, seperti kawasan beristirahat (rest area) di jalan tol di Jawa, Lampung, Palembang hingga Pelabuhan Merak dan Gilimanuk. “BI nanti akan menambah lagi minggu depan di rest area KM 57, kemudian BI Cirebon, BI Tegal sampai dengan ke Jawa Timur. Sehingga tol ini terhubung dengan fasilitas penukaran,” ungkapnya.
Secara keseluruhan Bank Indonesia mempersiapkan kebutuhan uang jelang Idul Fitri sebesar Rp195 triliun. Meskipun puncak penukaran uang baru diperkirakan baru akan terjadi minggu depan, Marlison memperkirakan sejauh ini telah terjadi peningkatan peredaran uang saat Ramadan hingga 26 persen.
Selain penukaran uang, BI berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan membuka layanan keliling di pusat-pusat keramaian, seperti terminal dan stasiun. Upaya ini diharapkan akan membuat warga masyarakat mencintai uang rupiah dengan merawatnya, bangga menggunakan uang rupiah dan memahami penggunaannya secara bijak. [iy/em]