Direktur Intelijen Nasional (DNI) Avril Haines menjadi perempuan pertama yang dipilih presiden untuk menjabat sebagai DNI dan dilantik pada Kamis (21/1) pagi, kurang dari 24 jam setelah dikukuhkan oleh Senat dengan suara 84-10.
Tidak lama setelah pelantikannya, Haines mengambil bagian dalam pengarahan intelijen harian oleh Presiden dan menghubungi anggota badan intelijen negara. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pekerjaan mereka "sangat penting untuk keamanan dan kemakmuran negara."
NEW: Avril Haines takes the reins at @ODNIgov "Serving in this role is the honor of a lifetime" she says in statement, calling the intel community "the very best this country has to offer...patriots of extraordinary talent & expertise, who work tirelessly to protect our nation" https://t.co/yHZSiaVtot
— Jeff Seldin (@jseldin) January 21, 2021
Pengukuhan Haines yang berlangsung cepat mendapat pujian dari Partai Republik dan Demokrat, yang menekankan bahwa negara hanya memiliki sedikit waktu.
"Saya senang rekan-rekan Senat saya bergabung dengan saya dan segera mengukuhkan Direktur Haines," kata Marco Rubio, tokoh Republik di Komite Intelijen Senat, dalam sebuah pernyataan sebelum penghitungan suara akhir ditetapkan.
Ada juga pencalonan Jenderal Purnawirawan Lloyd Austin pada Kamis (21/1), mantan komandan pasukan AS di Timur Tengah dan Asia Selatan (Komando Sentral AS), untuk menjadi Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Biden. Austin akan menjadi orang kulit hitam pertama yang menjadi Menteri Pertahanan. [ps/ft]