Penyelidik AS Selidiki Motif Penembakan di Colorado

Para penyelidik AS mengumpulkan bukti-bukti di depan apartemen James Holmes, tersangka pelaku penembakan di Aurora, Colorado (21/7).

Penyelidik sedang mencari petunjuk dari motif yang melatarbelakangi penembakan maut membabi buta di dalam sebuah gedung bioskop di Aurora, Colorado.
Hari Sabtu (21/7), para penyelidik AS sekali lagi masuk ke apartemen tersangka James Holmes yang dipasangi dengan jebakan ranjau (booby trap) dan mereka harus mencopot kawat-kawat perangkap yang bisa memicu bahan peledak. Sementara itu, penduduk Denver masih berkabung dengan jatuhnya puluhan korban.

FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan tak ada informasi yang menunjukkan lebih banyak penembakan direncanakan di bioskop-bioskop di seluruh Amerika, demikian dinyatakan sebuah buletin intelijen yang diperoleh Associated Press.
12 orang tewas dan 58 cedera dalam serangan dini hari Jumat di teater Aurora yang padat sedikit di luar kota Denver. Beberapa orang menderita cedera bukan akibat serangan tetapi akibat kekacauan yang menyusul dan saat penonton berusaha melarikan diri dari teater yang dipenuhi asap itu. Di antara yang luka-luka 11 berada dalam kondisi kritis.

Masih tidak jelas apa yang menyebabkan tersangka James Holmes, usia 24 tahun, untuk menembak ke arah penonton yang sedang menonton premier film Batman terbaru, “The Dark Knight Rises.’ Catatan akademis yang cemerlang, sikap malu-malu dan absennya catatan kejahatan pada diri tersangka ini membuat serangan ini jadi sulit dimengerti.

Kepala polisi Aurora Dan Oates mengatakan Holmes mempergunakan sebuah senapan semi otomatik militer, sebuah senapan laras pendek dan pistol yang dibelinya di toko senjata lokal dalam dua bulan terakhir. Ia juga membeli 6.000 peluru lewat Internet, kata polisi.

James Holmes (24 tahun), tersangka pelaku penembakan di gedung bioskop di Aurora, Colorado (foto: dok).

Seorang petugas penegak hukum federal mengatakan Holmes membeli tiket, masuk ke teater dan membuka pintu eksit ketika pertunjukan sedang berlangsung. Tersangka kemudian mengenakan peralatan pelindung peluru dan menembaki penonton, kata pejabat itu, yang tidak mau disebutkan namanya karena ia tidak diberi wewenang untuk membahas penyelidikan yang sedang berlangsung.

Penguasa mengatakan Holmes menembak banyak orang, dan menyasarkan mereka yang berusaha melarikan diri. Paling sedikit satu orang tertembak di teater sebelahnya oleh peluru yang menembus dinding. Untuk menambah kepanikan dan kekacauan dua kanister gas dilemparkan oleh tersangka yang memenuhi bioskop itu dengan gas air mata dan asap.

Beberapa menit setelah telepon darurat diterima sekitar 200 petugas polisi, ambulans dan krew darurat datang. Holmes ditangkap di lapangan parkir.

Dekat tempat masuk ke lapangan parkir teater sebuah tugu peringatan darurat terdiri dari 12 buah lilin dipasang bersama tumpukan karangan bunga.