Penularan Virus Corona di Palu Sudah Bersifat Transmisi Lokal

  • Yoanes Litha

Seorang pekerja sedang melakukan tes usap Covid-19 terhadap seorang perempuan di Jakarta, 30 April 2020. (Foto: Reuters)

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mengimbau warga masyarakat untuk tidak malu dan takut untuk melapor bila pernah kontak langsung dengan penderita virus corona. Hal itu penting untuk memutus rantai penyebaran virus corona di kota Palu yang kini sudah bersifat penularan transmisi lokal.

Kota Palu hingga hari Jum'at (1/5) menjadi wilayah dengan jumlah kasus positif corona terbanyak di Sulawesi Tengah, yaitu 15 kasus dari total 47 kasus positif.

Juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Sulteng, dr. Jumriani Yunus, mengatakan Kementerian Kesehatan menilai penyebaran virus corona di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu sudah bersifat penularan transmisi lokal. Hal tersebut berdasarkan temuan positif corona pada orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah.

Jenjang penularan virus corona yang berawal dari satu orang pelaku perjalanan, yang hingga kini masih di rawat di RSUD Undata Kota Palu.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (berpakaian APD lengkap) meninjau kesiapan Laboratorium Kesehatan Pemda Sulawesi Tengah yang mulai Senin (4/5) sudah dapat memeriksa sampel swab test dengan RT-PCR. (Foto: Courtesy/Humas Pemprov Sulteng)

“Jadi untuk kota Palu, pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan bahwa kota Palu sejak tanggal 27 April 2020 resmi dinyatakan sebagai transmisi lokal, melihat dari bagan transmisi yang kita lihat tadi” kata Jumriani dalam sebuah keterangan yang direkam pada 30 April 2020.

Ditambahkannya, berdasarkan penyelidikan epidemiologi, kasus awal infeksi corona yang ditemukan di Palu, Sigi, Buol, Morowali, Morowali Utara, dan Kabupaten Poso itu berawal dari para pelaku perjalanan.

“Untuk Kabupaten Buol, dari tiga pelaku perjalanan, satu pelaku perjalanan dari hasil tracking dan tracingnya, sudah menularkan kepada lima orang yang berada di Kabupaten Buol” ungkap Jumriani.

BACA JUGA: Cegah Corona, ADRA Indonesia Bantu Lansia di Sulteng untuk Tetap di Rumah

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. Reny Lamadjido, upaya untuk memutus rantai penyebaran virus itu membutuhkan kerjasama masyarakat. Mereka didorong untuk melapor bila memiliki sejarah kontak langsung dengan penderita virus corona.

“Kita tidak perlu takut atau malu ketika kita dinyatakan suatu hasil pemeriksaan laboratorium kita dinyatakan positif terhadap COVID-19 tetapi saya juga berharap kepada masyarakat ketika ada suatu warga terdeteksi infeksi corona virus, mohon kepada masyarakat, jangan dikucilkan” kata Reny Lamadjido.

BACA JUGA: Cegah Corona, ADRA Indonesia Bantu Lansia di Sulteng untuk Tetap di Rumah

Sulteng Dapat Lakukan Pemeriksaan Sampel Tes Swab

Ditambahkan dr. Reny Lamadjido, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Pemda Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki peralatan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan swab test (usap tenggorokan untuk sampel lendir) dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Sehingga deteksi kasus positif corona dapat lebih cepat dengan tingkat keakuratan sampai 100 persen daripada memakai rapid test.

Pengoperasian Laboratorium Kesehatan Pemda Provinsi Sulawesi Tengah untuk pemeriksaan swab test itu dijadwalkan mulai difungsikan pada Senin ini (4/5), dengan kapasitas pemeriksaan hingga 27 sampel dalam sehari.

Dokter dan perawat melakukan observasi terhadap pasien dalam kegiatan simulasi penanganan pasien diduga terinfeksi virus korona di RSUD Anutapura Palu, 4 Maret 2020. (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Laboratorium Kesehatan itu juga dapat menyimpan hingga seribu sampel swab test, sehingga tidak tertutup kemungkinan bisa menerima sampel dari provinsi lain seperti Gorontalo dan Sulawesi Barat. Selama ini pemeriksaan sampel swab test dari Sulawesi Tengah dilakukan di Laboratorium Kesehatan di Makassar, Sulawesi Selatan.[yl/em]