Sebanyak 57 orang pengungsi etnis Rohingya terdampar di pesisir Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Minggu (25/12). Salah satu perwakilan organisasi masyarakat sipil, KontraS Aceh, mengatakan seluruh pengungsi tersebut berjenis kelamin laki-laki.
""Ini semua (pengungsi) laki-laki. Satu boat," kata koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna kepada VOA.
Menurut Husna, puluhan pengungsi Rohingya tersebut berangkat dari Bangladesh sejak 28 November 2022. Dengan kata lain, mereka terkatung-katung hampir sebulan lamanya di lautan.
"Mereka umumnya memiliki kartu Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR)," ungkapnya.
Saat ini puluhan pengungsi Rohingya tersebut telah dipindahkan ke kantor dinas sosial setempat. Mereka akan menjalani pemeriksaan identitas dan kesehatannya di tempat tersebut.
"Penanganan ini termasuk cepat. Mereka (pemerintah setempat -red) cepat tanggap dan memindahkan serta memberikan tempat sehingga tidak terkatung-katung seperti yang sebelumnya," ujar Husna.
KontraS, Organisasi Internasional untuk Pengungsi (IOM), dan kelompok masyarakat sipil Aceh lainnya juga telah berkoordinasi terkait pemenuhan hak dasar para pengungsi Rohingya yang baru tiba di Aceh Besar tersebut.
"Kami bersama IOM dan beberapa organisasi masyarakat sipil lainnya baru saja rapat koordinasi terkait dengan pemenuhan hak dasar. Besok mereka akan di-antigen karena dari laut," jelas Husna.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Mas Polda Aceh Kombes Winardy, mengatakan kapal yang ditumpangi pengungsi tersebut mengalami kerusakan mesin. Akibatnya terdampar dan terbawa angin hingga ke pesisir Desa Ladong, Aceh Besar.
Berdasarkan penuturan salah satu penumpang, kata Winardy, kapal bernama FB Tarikul Islam 2 itu mengalami kebocoran di lambung kanan. Stok makanan para pengungsi Rohingya juga habis sehingga mereka terpaksa mendarat.
"Mereka terpaksa mendarat dan beristirahat di Ladong karena lambung kapalnya bocor dan makanan habis, sambil menunggu arahan dari pihak Imigrasi Kota Banda Aceh," kata Winardy dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Winardy, empat di antara 57 pengungsi dilaporkan sakit. Namun, seluruh pengungsi Rohingya itu telah ditangani oleh pihak terkait.
"Sementara ini akan kami mengarahkan ke Dinas Sosial Aceh Besar. Namun kami akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait lintas sektoral untuk mengatasi masalah ini," tandasnya.
Kepala Misi IOM di Indonesia, Louis Hoffmann, memuji pemerintah dan masyarakat setempat di Indonesia yang dengan semangat kemanusiaan telah memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.
"IOM telah berkoordinasi dengan satgas penanganan pengungsi luar negeri (PPLN) dan pemerintah daerah untuk memastikan pendaratan yang aman bagi kelompok pengungsi Rohingya. Kami akan terus bekerja dengan mitra-mitra terkait untuk memastikan tempat tinggal sementara, air, dan kebutuhan inti terpenuhi dalam beberapa hari mendatang. Termasuk pengujian COVID-19 dan kesehatan mental serta dukungan psikososial," ujar Louis melalui keterangan resmi tertulisnya yang diterima VOA. [aa/ah]