Pemerintah Harus Waspadai Keberadaan ISIS di Indonesia

  • Fathiyah Wardah

Para militan ISIS saat merayakan kemenangan dalam merebut sebuah kota di Irak (foto: dok).

Pengamat mengatakan pemerintah harus benar-benar mewaspadai dan mengantisipasi adanya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.

Sebuah video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung ke Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) beredar di situs YouTube.

Dalam video berdurasi delapan menit yang berjudul Ayo bergabung, seseorang menyebut dirinya Muhammad Al Indonesi tampil berapi-api meminta dukungan warga Indonesia lainnya bagi perjuangan ISIS.

Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto hari Kamis (31/7) mengatakan, lembaganya saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian komunikasi dan Informatika terkait soal beredarnya video di youtube yang berisi ajakan bergabung dengan kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dilakukan warga negara Indonesia.

Polisi lanjutnya meminta masyarakat mewaspadai dan tidak mengubris ajakan untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah.

Polisi belum dapat memastikan berapa jumlah warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Meski demikian polisi terus mewaspadainya.

Agus Rianto mengatakan, "Kita juga harus mewaspadai website atau juga blog-blog tertentu mohon diwaspadai karena itu bisa dibuat oleh siapa saja, di mana saja dan untuk kepentingan yang kita belum tahu pasti. Kita harus hati-hati apabila ada ajakan atau informasi tentang hal-hal yang belum kita ketahui. Berkaitan dengan IT, kita berkoordinasi dengan (Kementerian) Kominfo."

Direktur Aliansi Indonesia Damai yang juga pemerhati masalah Timur Tengah dan Dunia Islam Hasibullah Satrawi mengatakan ISIS telah melihat kelompok-kelompok radikal di Indonesia untuk bergabung dengan mereka.

Untuk itu dia meminta pemerintah harus benar-benar mewaspadai dan mengantisipasinya.

"Secara komunikasi politik ini menunjukan bahwa Indonesia menjanjikan bagi pasar bebas berbagai macam idiologi terutama terorisme, ini bisa kita lihat dari bahasa yang digunakan, orang yang ditampilkan. Orang yang digunakan orang Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia maka secara komunikasi politik, video ini sedang ditujukan kepada masyarakat Indonesia, simpatisan ISIS di Indonesia agar bergabung dalam gerakan ini," papar Hasibullah.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan umumnya, mereka yang menyatakan kesetiaan kepada ISIS adalah anggota kelompok yang merupakan pecahan dari Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorut Tauhid atau Negara Islam Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menemukan adanya pendukung kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah di Jakarta, Solo dan NTB. Di Jakarta, 16 Juni lalu, para pendukung ISIS berunjuk rasa di Jakarta menolak demokrasi dan sekularisme.

BNPT pun mengambil langkah antisipatif untuk mencegah bergulirnya aksi teror di Indonesia, termasuk bekerja sama dengan beberapa negara.

Kelompok ISIS awalnya dibentuk dengan tujuan memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. ISIS dibentuk tahun 2013 dan dipimpin oleh Abubakar Al Baghdadi. Tahun 2010, Al Baghdadi diduga sebagai pemimpin Al-Qaida di Irak yang kemudian menjadi ISIS.