Pemerintah Harus Hati-hati Lakukan Pemblokiran Website Islam

Website Islami di Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pemblokiran terhadap 22 situs Islam yang menyebarkan paham radikalisme. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan pemerintah harus berhati-hati dalam melakukan pemblokiran terhadap situs-situs web islami.

Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pemblokiran terhadap 22 website Islam yang menyebarkan paham radikalisme. Pemblokiran dilakukan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Diantaranya situs tersebut adalahArrahmah.com, Voa-islam.com, Ghur4ba.blogspot.com, Panjimas.com, Thoriquna.com, Dakwatuna.com, Kalifahmujahid.com,An-najah.net, Muslimdaily.net, Hidayatullah.com, Salam-online.com, Aqlislamiccenter.com, Kiblat.net, Dakwahmedia.com, Muqawamah.com, Lasdipo.com, Gemaislam.com, Eramuslim.com, Daulahislam.com.

Your browser doesn’t support HTML5

Pemerintah Harus Hati-hati Lakukan Pemblokiran Website Islam

Wakil Ketua Komisi I DPR yang membidangi soal Pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika dan intelijen Hanafi Rais, Selasa (31/3) mengatakan komisinya akan segera memanggil Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk meminta penjelaskan perihal pemblokiran 22 situs yang dilakukan kementerian itu baru-baru ini.

Menurutnya pemerintah harus berhati-hati dalam melakukan pemblokiran terhadap situs-situs web islami. Harus ada penelitian atau verifikasi mendalam terlebih dahulu apakah website yang diblokir itu menganut paham radikalisme atau tidak.

Hanafi menambahkan , pemerintah jangan terlalu paranoid terhadap isu penyebaran paham Islamic State of Iraq and Suriah atau ISIS di dunia maya.

"Yang seharusnya dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lebih hati-hati, lebih cermat jangan sampai pemerintah sekarang ini melalui Kominfo itu dicap sebagai pengidam Islam fobia. Jadi sebelum terlambat sebaiknya diverifikasi lagi dan Komisi I akan mengundang menteri Kominfo untuk menjelaskan ini," tambah Hanafi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman mengatakan dalam melakukan rekrutmen, kelompok teroris kerap menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan sosial media, melalui tulisan-tulisan.

Saud menjelaskan ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pemblokiran sebuah website seperti adanya website-website yang mengajak masyarakat untuk melaksanakan jihad yang radikal yang bertentangan dengan ajaran islam, mengajak masyarakat untuk berjihad ke Suriah dan juga negara-negara lain yang tergabung dengan kelompok teroris, adanya pengkafiran terhadap orang-orang dan juga melakukan adu domba sehingga menimbulkan konflik antar agama.

Pemblokiran ini dilakukan untuk mencegah menyebarnya paham radikal.

Saud Usman mengatakan, "Sekarang bagaimana kita, upaya kita secara preventif untuk meniadakan ajakan-ajakan melalui tulisan-tulisan yang ada di website tersebut yang mengarahkan orang untuk berjihad dalam rangka kegiatan teroris. Kemudian juga bagaimana agar paham-paham pengkafiran ini jangan dikembangkan, ini kan membuat permusuhan."

Baru-baru ini Setara Institute dalam surveinya menyatakan bahwa anak muda termasuk golongan yang rentan akan pengaruh ISIS. Doktrin ISIS sebagai sebuah entitas yang tengah memperjuangkan negara Islam di dunia sudah menyusup ke kalangan pelajar SMA di Jakarta dan Bandung.

Menurut hasil survei itu, dari 684 responden di 76 SMA di Jakarta dan 38 SMA di Bandung , 16,9 persen mengenal ISIS seperti itu. Hal ini terjadi karena derasnya arus informasi yang tidak disaring baik itu melalui internet maupun televisi.

Mantan Rektor Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta Azyumardi Azra mengatakan pemerintah harus menyediakan dana khusus untuk menangkal masuknya paham-paham radikal seperti paham yang dianut oleh ISIS.

"Islam di Indonesia Islamnya moderat, Islam jalan tengah itu memang harus diperkuat terus menerus melalui ormas-ormas seperti NU dan Muhammadiyah dan sebagainya. Paham yang paling berbahaya kalo menurut saya ISIS ini karena itu tidak bisa hanya diatasi Densus 88, BNPT. Jadi saya kira harus dibentengi dari masjidnya mereka di kampung-kampung itu sering disusupi oleh ISIS oleh orang-orang yang berpaham radikal," kata Azyumardi.