Pejabat Afghanistan Anggap Remeh Perselisihan dengan Amerika 

Penasihat Keamanan Afghanistan Hamdullah Mohib dalam konferensi pers di Jenewa, 28 November 2019.

Seorang pejabat Afghanistan di Dewan Keamanan Nasional negara itu hari Selasa (19/3) menganggap remeh laporan kantor berita Reuters yang menuduh bahwa beberapa diplomat senior Amerika telah memberitahu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bahwa penasehat keamanan nasionalnya tidak lagi diterima di Amerika pasca pernyataan-pernyataan di hadapan publik yang menyerang Utusan Khusus Amerika untuk Rekonsiliasi Afghanistan minggu lalu.

Abasin Barial, penasehat untuk urusan strategis di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada VOA bahwa Amerika dan Afghanistan memiliki hubungan yang sangat dekat karena persamaan kepentingan. “Kami ingin memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Amerika karena kami memiliki tujuan bersama. Ini sangat jelas dalam empat tahun terakhir ini, bagaimana pemerintahan Presiden Ashraf Ghani memiliki hubungan terbaik dengan pemerintah Amerika,” ujarnya kepada VOA.

“Tentang laporan Reuters, saya kira itu terbatas pada kantor media itu saja. Saya tirak menilai hal itu didasarkan pada isu-isu aktual yang telah dibahas pejabat Amerika terkait hal ini. Saya kira kita melihat lebih banyak analisa dan pernyataan semacam itu di media,” tambahnya.

Penasehat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib minggu lalu mengecam Utusan Khusus Amerika untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad karena melakukan pendekatan yang menurutnya membuat pemerintah Afghanistan tidak mengetahui apapun tentang perundingan damai yang sedang berlangsung dengan Taliban di Qatar.

“Tidak ada transparansi yang seharusnya ada,” ujarnya. “Pihak terakhir yang mengetahui hal itu justru kami,” ujar Mohib kepada wartawan Kamis lalu (14/3).

“Alasan ia (Khalilzad.red) mendelegitimasi dan melemahkan pemerintahan Afghanistan, dan pada saat yang sama mengangkat Taliban, hanya menggunakan satu pendekatan. Mungkin semua hal ini bertujuan untuk menciptakan pemerintahan sementara yang membuatnya menjadi raja baru. Kami mengatakan hal ini karena itulah persepsi yang ada,” tambah Mohib. [em]