PBB Desak Sudan Tarik Pasukan dari Abyei

Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) berjaga di garis depan Tachuien, negarabagian Unity, Sudan Selatan (11/5). DK PBB telah menyerukan agar Sudan segera menarik pasukan dari wilayah sengketa.

Dewan Keamanan PBB memperpanjang misi pasukan keamanan di Abyei selama enam bulan, dan mendesak Sudan menarik pasukannya dari daerah sengketa.
Dewan Keamanan PBB mendesak Sudan agar menarik pasukannya dari daerah Abyei yang disengketakan dan mencapai persetujuan dengan Sudan Selatan mengenai status daerah di perbatasan yang kaya minyak itu.

Dewan Keamanan hari Kamis memperpanjang misi pasukan keamanan PBB di Abyei selama enam bulan. Dewan juga menyatakan keprihatinan akan penundaan pembentukan pemerintahan bersama dan angkatan kepolisian untuk daerah itu.

Dewan beranggotakan 15 negara itu menyambut baik penarikan ratusan tentara Sudan Selatan dari Abyei pekan lalu, dan mengatakan Sudan sebaiknya mengikuti langkah tersebut segera dan tanpa prasyarat.

Wakil dutabesar Sudan di PBB, Idris Ismail Fragalla Hassan, mengatakan Sudan Selatan telah melakukan pendekatan yang keliru. Dia mengatakan kedua pihak harus menarik diri pada waktu yang bersamaan di bawah pengawasan sebuah badan internasional.

Dewan Keamanan sebelumnya bulan ini mengancamkan sanksi-sanksi terhadap kedua Sudan jika mereka tidak menghentikan pertempuran dan kembali melakukan perundingan. Meskipun kekerasan telah berkurang dalam sepekan terakhir ini, kedua negara gagal memenuhi tenggat waktu hari Rabu untuk melanjutkan pembicaraan.

Ketegangan yang meningkat telah mendorong kedua negara ke ambang perang, hanya 10 bulan setelah Sudan Selatan dengan resmi memisahkan diri dari utara.

Kedua negara masih harus menyelesaikan isu-isu penting dari perpecahan mereka, termasuk masalah kewarganegaraan dan pertikaian mengenai pemasukan dari minyak dan perbatasan. Negara-negara tetangga pada prinsipnya telah menerima peta jalan Uni Afrika untuk mengakhiri pertempuran tersebut.

Pertempuran itu telah menelantarkan puluhan ribu orang di sepanjang daerah perbatasan kedua negara, yang menciptakan krisis kemanusiaan yang kata badan-badan bantuan telah menjadi semakin buruk.