Paus Fransiskus Angkat Profil Ordo Yesuit

  • Simone Orendain

Sambil memulai tugas sebagai pemimpin pertama Gereja Katolik dari Serikat Yesus, Paus Fransiskus mengangkat profil ordo keagamaan yang telah lama terlibat dalam karya misionaris di Asia (foto: 14/3).

Paus Fransiskus memulai tugas kepausan sebagai pemimpin pertama Gereja Katolik dari Serikat Yesus dengan mengangkat profil ordo keagamaan yang telah lama terlibat dalam karya misionaris di Asia.
Serikat Yesus atau biasa dikenal sebagai Yesuit adalah ordo Katolik yang anggotanya dikenal dengan kesederhanaan, pekerjaan misionaris yang ambisius, dan fokus pada pendidikan.

Ordo yang berumur hampir 500 tahun itu, beberapa ratus tahun lebih muda dari ordo-ordo terkemuka lainnya dalam agama Katolik, seperti Benediktin, Agustinian, dan Dominikan yang semuanya pernah punya paus yang dipilih dari jajaran mereka.

Pastur William Currie mengatakan, salah satu alasan tiadanya paus Yesuit sampai terpilihnya Paus Fransiskus I kemarin mungkin karena adanya "kecurigaan" seputar ordo itu. Pastur Currie juga seorang Yesuit dan mantan rektor Universitas Sophia, perguruan tinggi Yesuit di Tokyo.

Ia memaparkan, "Yesuit lebih banyak dikritik daripada kebanyakan ordo lainnya sejak dulu di Inggris atau semasa Reformasi ketika 'Yesuit’ merupakan kata yang buruk. Ketika itu, kata ini diartikan sebagai seseorang yang lihai dan licik, dan hal-hal semacam itu. Hal-hal seperti itu mungkin tidak terpikirkan oleh para kardinal ketika mereka memilih seorang paus, tetapi itu adalah citra yang tidak pernah hilang."

Citra ini jauh dari pengalaman Ricardo Jalbuena mengenai ordo Yesuit. Pria berusia 56 tahun itu dulu kuliah di Universitas Ateneo de Manila, sebuah perguruan Yesuit, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ia mengakui pendapatnya yang mungkin berat sebelah mengenai ordo asal Paus Fransiskus itu.

"Keindahannya tentang masyarakat Yesuit adalah bahwa ordo itu merupakan kumpulan pemikir teologi ulung yang sangat dinamis dan beragam, yang selalu siap mempelajari, menyelidiki, dan menantang ide-ide,” ujarnya.

Sebagian anggota Serikat Yesus dikenal vokal pada isu-isu politik dan keagamaan dan menjalani hidup sederhana secara materi.

Pastur Mario Francisco adalah Rektor Perguruan Teologi Loyola di Ateneo di Manila. Ia menyebut kehidupan Paus baru "tidak biasa" karena, seperti telah banyak dilaporkan, Paus Fransiskus, ketika ia masih Kardinal Jorje Mario Bergoglio di Argentina, tidak mau tinggal di rumah kardinal tetapi memilih tinggal di sebuah apartemen dan naik kendaraan umum.

Paus Fransisco menuturkan, "Saya kira fakta bahwa ia mengambil nama Fransiskus Asisi merupakan isyarat lain tentang pilihan semacam itu dan cinta kasih pada kaum papa serta gaya hidup yang sederhana. Saya kira hal itu sangat baik.”

Ricardo Jalbuena percaya Paus Fransiskus memilih namanya dari Fransiskus Xaverius, salah seorang pendiri ordo Yesuit yang selama bertahun-tahun menyebarkan agama Katolik di India, Indonesia, dan Jepang pada abad ke-16.

Sri Paus baru itu belum mengungkapkan secara pribadi bahwa salah seorang dari dua tokoh utama dalam Gereja Katolik Roma itu menjadi ilham bagi nama yang dipilihnya.