Pakar Kesehatan: Pasien Ebola Harus Diisolasi

Sebuah ambulan mengangkut jenazah dari korban Ebola menuju lokasi pemakaman di Mbandaka pada tanggal 22 Mei 2018 di Republik Demokratik Kongo (foto: AFP Photo/Junior D. Kannah)

World Health Organization (WHO) menyatakan mereka yang didiagnosa terjangkit Ebola harus diisolasi untuk menghindari penyebaran penyakit yang sangat menular ini. World Health Organization (WHO) telah memperbaharui jumlah kasus Ebola sejak wabah yang berawal dari Republik Demokratik Kongo tanggal 8 Mei, memastikan 31 dari 52 kemungkinan kasus dan kasus yang dicurigai, termasuk 22 korban jiwa.

Dua pasien Ebola yang kabur pada awal pekan ini dari pusat pengobatan di Mbandaka, sebuah kota berenduduk lebih dari satu jiwa, telah meningkatkan perkembangan penyakit yang pesat. Kerabat dari para pasien itu dilaporkan membantu pasien itu untuk melarikan diri.

Juru bicara World Health Organization, Tarik Jasarevic, menyebut insiden tersebut sangat disayangkan, namun bukan tidak diperkirakan.

“Sangat manusiawi bila orang ingin berada di tengah-tengah orang yang mereka kasihi dan keluarga menginginkan mereka untuk berada di rumah pada saat-saat yang mungkin menjadi akhir hidup mereka,” ujarnya. “… Membuat si sakit tinggal di rumah tidak hanya mengurangi peluang untuk bertahan hidup dari pasien, namun karena orang ini tidak mendapatkan pengobatan yang bersifat suportif, tindakan ini juga membuat seluruh keluarga berisiko tertular.”

Ebola termasuk penyakit yang sangat menular. Virus ini ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh mereka yang terinfeksi. Tingkat kematian berkisar antara 20 hingga 90 persen.

Jasarevic menyatakan pentingnya untuk meningkatkan berbagai upaya untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga mereka memahami bagaimana virus ini tersebar dan bagaimana mereka melindungi diri mereka dari kemungkinan tertular virus.

“Mereka yang jatuh sakit ditempatkan dalam unit isolasi dan menerima pengobatan karena pengobatan ini secara signifikan meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup,” ujarnya. “… Mendapatkan cairan infus, mendapatkan antibiotik sebagai sarana pendukung, bila perlu, adalah sesuatu yang mengurangi risiko tersebut.”

Jasarevic mengatakan pentingnya untuk melacak setiap orang yang telah berinteraksi dengan seorang pasien Ebola. Mereka yang telah dikenali kemungkinan akan mendapatkan vaksin eksperimental yang telah menunjukkan kualitas perlindungan yang baik, tambahnya.

Sejak kampanye vaksinasi dimulai hari Senin, ia mengatakan 154 orang telah divaksinasi. Mereka yang divaksinasi termasuk para pekerja kesehatan yang berisiko tinggi dan beberapa orang yang khususnya dianggap rentan dari masyarakat lokal di Mbandaka. [ww]