Para Menteri Luar Negeri Asia-Pasifik Bertemu di Bangkok

Para awak media bersiap meliput pertemuan Menlu ASEAN dan Asia-Pasifik di Bangkok, Thailand, Selasa (30/7).

Para menteri luar negeri kawasan Asia-Pasifik hari Selasa (30/7) mulai tiba di Bangkok untuk membicarakan berbagai isu yang menyangkut kawasan itu termasuk keamanan di semenanjung Korea dan klaim wilayah oleh China di Laut Cina Selatan. Pemerintah Thailand mengatakan, akan ada 27 pertemuan sampai hari Sabtu diikuti oleh 31 negara dan aliansi.

Pertemuan inti adalah Konferensi Menteri Luar Negeri ASEAN. Namun, ini kemungkinan dibayangi oleh pemain-pemain besar yang menghadiri pertemuan tambahan seperti Forum Regional ASEAN dan Pertemuan Para Menteri Luar Negeri Asia Timur. Sebagian besar perhatian tertuju pada pertemuan di sela-sela KTT menteri luar negeri ASEAN, di mana kalaupun ada ASEAN hanya berperan sebagai pendukung.

Laporan menyatakan di sisi konferensi inti, Amerika juga siap mengadakan pembicaraan dengan Jepang dan Korea Selatan tentang pertikaian sengit antara kedua negara Asia Timur itu yang mengancam mengganggu industri elektronik Korea Selatan karena tidak bisa membeli komponen semikonduktor.

Pertikaian itu juga membangkitkan kegetiran lama tentang tindakan Jepang terhadap Korea semasa Perang Dunia Ke-2 dan mengancam meracuni hubungan pada saat Washington lebih suka melihat adanya kesatuan fron dalam menghadapi Korea Utara.

Isu paling penting bagi ASEAN tidak dapat disangkal adalah klaim wilayah yang meluas oleh China di Laut China Selatan yang tumpang-tindih dengan klaim Vietnam, Malaysia, Filipina dan Brunei.

Sengketa itu sudah lama tetapi marak lagi awal bulan ini tatkala Vietnam menuduh China melanggar kedaulatannya dengan mencampuri kegiatan pengeboran minyak dan gas di perairan yang disengketakan itu.

Vietnam dapat mengandalkan beberapa sekutu namun mungkin harus berusaha di luar kerangka konvensional ASEAN dengan membentuk blok maritim de fakto dengan Indonesia. Indonesia bertindak sangat agresif terhadap kapal nelayan China yang mencuri ikan di perairannnya.

Tipis kemungkinan ASEAN mau menyetujui sesuatu pernyataan terhadap China sebab ASEAN mengambil keputusan dengan konsensus. Artinya satu anggota dapat memveto keputusan dan deklarasi kelompok. Beijing bisa mengandalkan dukungan sekutunya seperti Kamboja dan Laos serta keengganan yang lain untuk menentang super power Asia itu.

Perjuangan merebut pengaruh antara Amerika dan China semakin besar dalam konperensi tahun ini sebab dikobarkan pula oleh pertikaian dagang antara keduanya. Amerika mempunyai visi strateginya sendiri bagi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, yang oleh Beijing dipandang sebagai ditujukan terhadapnya. (al/ka)