Seorang pejabat senior Palestina mengatakan hari Rabu (3/1), rakyat Palestina tidak akan tunduk pada Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan memangkas bantuan.
Trump menulis di Twitter bahwa AS mengirim ratusan juta dolar setiap tahun ke Palestina namun tidak dihargai dan dihormati.
Dalam serangkaian cuitannya, Trump juga mengatakan bahwa karena Palestina tidak bersedia melangsungkan pembicaraan perdamaian dengan Israel, tidak ada alasan untuk mengirim bantuan besar-besaran ke Palestina.
...peace treaty with Israel. We have taken Jerusalem, the toughest part of the negotiation, off the table, but Israel, for that, would have had to pay more. But with the Palestinians no longer willing to talk peace, why should we make any of these massive future payments to them?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 2, 2018
Pejabat Palestina yang bernama Hanan Ashrawi menanggapi cuitan Trump dengan sebuah pernyataan Rabu.
Ia mengatakan, “Presiden Trump telah menyabotase usaha kami untuk mewujudkan perdamaian, kemerdekaan dan keadilan. Kini ia berani-beraninya menyalahkan Palestina atas konsekuensi terkait tindakan-tindakan tidak bertanggungjawabnya.”
Trump sebelumnya membatalkan kebijakan AS yang telah bertahan lama dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memulai proses pemindahan Kedubes AS ke sana dari Tel Aviv.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam keras langkah itu dengan mengatakan bahwa pengakuan AS tersebut membuat Washington meninggalkan perannya dalam proses perdamaian itu. Majelis Umum PBB juga secara meyakinkan menolak deklarasi Trump itu.
Nikki Haley, Dubes AS untuk PBB, mengatakan, Selasa, AS akan berhenti berkontribusi ke lembaga-lembaga PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina. [ab/uh]