Obat Baru Beri Harapan bagi Pengidap Kanker Mematikan

  • Carol Pearson

Seorang pasien perempuan pengidap kanker memegang hasil CT scan di sebuah rumah sakit di Beijing (foto: ilustrasi).

Untuk memperingati Hari Kanker Sedunia, 4 Februari, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memberi panduan baru mengenai diagnosis dini, yang bisa menambah harapan hidup pengidap kanker.

Usia harapan hidup penderita berbagai jenis kanker naik tajam dalam 50 tahun ini, tetapi sebagian jenis kanker masih sangat sulit disembuhkan. Satu obat baru yang sedang dibuat menarget beberapa jenis kanker agresif itu. Hasil percobaan klinis menunjukkan, jumlah penderita kanker, yang tidak mempan obat lain, merespon dengan baik.

Tim ilmuwan pada perusahaan besar farmasi Pfizer, dan Abbvie Stemcentrix, perusahaan kecil bio-teknologi, membuat obat baru yang menarget sejumlah jenis kanker yang agresif. Kanker-kanker itu sulit diobati dan sering kambuh. Obat yang sedang dibuat kedua perusahaan itu berhasil pada tikus dan monyet, dan percobaan pada manusia sedang berlangsung.

Peneliti pada Pfizer, Marc Damelin mengatakan, "Pada dasarnya, kami berharap menghancurkan kanker sampai ke akarnya. Sama seperti kalau kita berkebun, kita akan mencabut gulma sampai ke akar supaya tidak tumbuh lagi. Obat ini kami rancang untuk membunuh tumor sampai ke akarnya. Dan kami melakukan kemoterapi ini yang intinya membunuh sel-sel."

Melalui Skype dari pusat penelitian Pfizer di New York, Marc Damelin menjelaskan dua manfaat obat itu.

Pertama, itu adalah antibodi yang membantu melawan kanker. Tim ilmuwan telah memasukkan obat kemoterapi ke dalam antibodi itu, berupa molekul protein. Antibodi itu menempel pada sel kanker yang terus membelah guna mencegahnya tumbuh sementara obat kemoterapi itu membunuhnya.

"Obat ini, pada dasarnya, adalah peluru kendali," paparnya.

Damelin mengatakan hampir 30 persen pengidap kanker indung telur atau ovarium dalam percobaan menunjukkan respon positif. Mereka adalah pasien yang sudah mencoba berbagai obat lain tetapi gagal.

Harapannya adalah obat baru itu akan menggantikan kemoterapi standar. Dan karena punya sasaran khusus, obat itu tidak akan terlalu beracun dan efek sampingnya lebih sedikit.

Jika berhasil, tim ilmuwan mengatakan, obat itu mungkin juga membantu pasien jenis kanker lain, termasuk kanker prostat, usus besar, kerongkongan, dan leukemia jenis agresif.

Percobaan yang lebih besar pada manusia akan dimulai tahun ini. Jika berhasil, obat itu bisa menyelamatkan nyawa penderita kanker-kanker tersebut, yang sulit diobati. [ka/jm]