Obama Semangat Berkampanye untuk Clinton

Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, berbicara di New York setelah meraih nominasi partai (7/6). (AP/Julio Cortez)

Mantan menlu Hillary Clinton dianggap sebagai seseorang yang dapat mendorong hasil kerja Obama setelah kepresidenannya dan membantu memperkuat warisannya.

Barack Obama adalah presiden AS pertama yang sedang menjabat dalam beberapa dekade yang dapat secara signifikan mempengaruhi persaingan untuk memilih penggantinya.

Para pejabat pemerintah telah berulang kali mengatakan Obama sangat bersemangat untuk membantu mempersatukan Partai Demokrat dan ikut berkampanye untuk mendukung kandidat partai. Namun Gedung Putih mengatakan ia tidak akan memberi dukungan sebelum bertemu kandidat calon presiden, Senator Bernie Sanders, hari Kamis (9/6).

"Kita harus memastikan pemilihan umum kali ini berlangsung baik," ujar Obama kepada para pendukungnya dalam penggalangan dana partai di Florida baru-baru ini.

"Kita meremehkan kemajuan besar yang kita buat dalam setiap dimensi ekonomi, keamanan, masyarakat yang lebih toleran dan menerima keberagaman," katanya. "Kita punya banyak pondasi untuk membangun."

Para pendukung Hillary Clinton memegang logo kampanye dalam sebuah acara di New York (7/6).

Mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, yang meraih nominasi Demokrat setelah kemenangan pemilihan pendahuluan yang menentukan hari Selasa, dipandang sebagai seseorang yang dapat mendorong hasil kerja Obama setelah kepresidenannya dan membantu menguatkan warisannya.

Obama juga siap berbicara di panggung kampanye untuk melawan retorika kontroversial dari Donald Trump, kandidat terkuat Partai Republik.

Para pemimpin partai Trump sendiri telah mengkritik beberapa pernyataannya sebagai memecah belah dan rasialis, dan Obama mengatakan pernyataan-pernyataan kebijakan luar negeri Trump telah membuat para pemimpin dunia gerah.

Berhati-hati

Sadar akan perlunya mempertahankan persatuan dan energi Partai Demokrat untuk menang dalam pemilihan presiden November mendatang, Obama tidak langsung mendukung Clinton setelah kemenangannya dalam pemilihan pendahuluan Selasa.

Sebaliknya, Obama menelepon Clinton dan pesaingnya sesama Demokrat, Bernie Sanders.

Atas permintaan Sanders, Obama akan bertemu dengan senator Vermont tersebut di Gedung Putih hari Kamis untuk membahas "bagaimana mengembangkan pekerjaan yang telah ia lakukan untuk melibatkan jutaan pemilih Demoktar, dan menggunakan antusiasme itu dalam beberapa minggu dan bulan ke depan," menurut pernyataan dari Sekretaris Pers Josh Earnest.

Dengan hasil tidak populer di kebanyakan jajak pendapat, Clinton perlu dukungan dari presiden populer yang dihormati secara luas oleh pemimpin partai dan masyarakat global.

"Sudah lama sejak presiden yang masih menjabat menjadi pendukung besar kampanye seorang kandidat," ujar Douglas Brinkley, sejarawan kepresidenan dari Rice University.

Tahun 1988, Ronald Reagan berpengaruh besar atas kampanye George H.W. Bush, seperti juga Theodore Roosevelt terhadap kemenangan William Taft tahun 1908.

Clinton dianggap punya kemampuan dan pengalaman untuk menjadi presiden, ujar Brinkley, namun citranya ternodai serangkaian skandal, dan ia tidak memiliki daya pikat kuat untuk berhubungan dengan publik seperti Obama dan suaminya, mantan presiden Bill Clinton.

"Hillary Clinton bukan pembicara publik yang paling karismatik. Ia telah berupaya untuk itu. Tapi faktor inilah yang dapat dibantu Obama, setelah memenangkan dua masa jabatan berturut-turut," kata Brinkley.

Obama juga sangat populer diantara blok-blok pemilih kunci, seperti Afrika Amerika, Latino, dan pemilih muda.

"Obama tahu bagaimana menarik mahasiswa, sama seperti Bernie Sanders. Ia populer di kalangan anak muda. Dan Clinton sangat perlu menarik pemilih muda," ujar Brinkley.

Obama ingin memastikan presiden berikutnya akan meneruskan pencapaian-pencapaiannya, seperti undang-undang perawatan kesehatan.

"Ini hampir seperti Obama sedang berkampanye untuk masa jabatan ketiga," kata Brinkley. [hd]