Obama Puji Persetujuan Sementara Nuklir dengan Iran

Presiden AS Barack Obama berbicara di Rose Garden, Gedung Putih, Kamis (2/4). (AP/Susan Walsh)

Para pengeritik perundingan itu, terutama Israel, mengatakan Amerika dan mitra-mitranya memberi Iran terlalu banyak konsesi.

Presiden Amerika Barack Obama memuji persetujuan kerangka kerja nuklir dengan Iran sebagai “bersejarah,” dengan mengatakan jika dilaksanakan sepenuhnya hal itu akan membuat dunia lebih aman dan menutup jalan bagi Teheran untuk membuat bom.

Persetujuan yang dicapai Kamis (2/4) itu antara Iran dan enam negara kuat dunia setelah pembicaraan delapan hari di Lausanne, Swiss, menyiapkan tahap untuk persetujuan akhir yang akan diselesaikan sebelum tanggal 30 Juni.

Berbicara dari Gedung Putih, Presiden Obama mencanangkan persetujuan itu sebagai “persetujuan yang baik yang memenuhi tujuan-inti kita.”

“Kerangka ini akan memutuskan setiap jalur yang dapat ditempuh Iran untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran akan menghadapi pembatasan ketat terhadap programnya, dan Iran juga telah menyetujui inspeksi paling kuat dan seksama dan praktek transparansi yang paling baik pernah dirundingkan bagi program nuklir dalam sejarah,” katanya.

Persetujuan itu juga mendapat pujian di Teheran, dengan ratusan warga Iran turun ke jalan-jalan, membunyikan klakson mobil mereka dan melambaikan bendera, dan mereka berharap pengucilan internasional terhadap negara itu akan segera berakhir.

Menurut persetujuan itu, Iran akan memperoleh pelonggaran sanksi internasional sebagai imbalan pengurangan program pengolahan uranium, yang sudah lama dikhawatirkan Barat dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Iran, Amerika dan lima negara kuat dunia – Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Jerman – menyepakati kerangka kerja Kamis di Lausanne, Swiss, setelah perundingan sulit selama berbulan-bulan dengan keberhasilan yang sering diragukan.

Berdasarkan persetujuan itu, Iran akan memotong program pengolahan uraniumnya sebagai imbalan keringanan sanksi yang telah menghancurkan ekonominya.

Para pengeritik perundingan itu, terutama Israel, mengatakan Amerika dan mitra-mitranya memberi Iran terlalu banyak konsesi.