Minoritas Irak, Suriah Desak AS Bantu Lawan ISIS

Diana Momeka, biarawati Katolik di Mosul, Irak memberikan keterangan di depan Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres AS, hari Rabu di gedung Capitol, Rabu (13/5).

Perwakilan kelompok minoritas agama di Irak dan Suriah hari Rabu (13/5) meminta AS untuk melindungi rumah-rumah leluhur mereka dari gempuran ISIS.

Para pendukung kelompok minoritas agama di Irak dan Suriah meminta pertolongan Amerika untuk membantu lebih banyak, untuk menjaga warisan dan rumah-rumah leluhur mereka dari gempuran pemberontak ISIS. Hal itu dikemukakan saat mereka memberikan kesaksian di depan Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres AS, hari Rabu (13/5).

Diana Momeka, seorang biarawati Dominika yang tinggal di biara Katolik, mengatakan di depan panel Kongres AS, bahwa tahun lalu ia diusir oleh militan ISIS dari rumahnya di Mosul, kota terbesar kedua di Irak.

Biarawati yang mengenakan jubah putih itu mengatakan, ia dan 120.000 orang lainnya diberi 3 pilihan yang sulit, yaitu pindah ke agama Islam, membayar denda, atau harus meninggalkan kota itu.

Ia mengatakan, mereka melarikan diri ketakutan ke wilayah Kurdistan Irak, di mana warga Kurdi mengijinkan mereka memasuki wilayahnya tetapi hanya memberi bantuan sedikit, sehingga banyak dari mereka hidup di jalan-jalan selama berbulan-bulan sebelum mendapat penampungan.

"Banyak yang mengatakan, mengapa orang Kristen tidak pergi saja dari Irak dan pindah ke negara lain? kata Momeka. Kami menjawab, “Mengapa kami harus meninggalkan negara kami? Apa yang telah kami lakukan? Umat Kristen Irak sudah berada di sini sebelum penduduk islam.”.

Ia mengatakan, para pemberontak itu telah merampas rumah-rumah mereka, dan menghancurkan benda-benda keagamaan mereka.

Selama berbulan-bulan, koalisi pimpinan Amerika telah melancarkan serangan di Mosul dan sekitarnya untuk membantu pasukan darat Iraq, tetapi militan ISIS masih menguasai wilayah itu.

Momeka dan 3 korban serangan ISIS lainnya memberikan kesaksian di depan DPR Komisi Urusan Luar Negeri. Anggota Kongres Ed Royce, dari partai Republik asal negara bagian California yang menjadi Ketua panel mengatakan, kaum minoritas agama lainnya – orang-orang Kristen Suriah dan Chaldea, suku Yazidi, Alawites dan suku lainnya - saat ini "berada di bawah ancaman maut di tanah air nenek moyang mereka sendiri."