Menunggu 7 Bulan, Peru Izinkan Turis Jepang Masuki Machu Picchu

Benteng Inca Machu Picchu terlihat di Cusco, Peru, pada 2 Desember 2014 ini (Foto: REUTERS / Enrique Castro-Mendivil)

Peru membuka obey wisata reruntuhan Machu Picchu hanya untuk seorang turis Jepang setelah ia menunggu hampir tujuh bulan untuk dapat memasuki benteng Inca tersebut. Ia terjebak di negara Pegunungan Andes itu selama wabah virus corona.

Reuters mengutip Menteri Kebudayaan Alejandro Neyra pada hari Senin (11/10), melaporkan diizinkannya sang turis, Jesse Katayama, ke situs reruntuhan Inca tersebut terjadi berkat permintaan khusus yang ia ajukan saat terdampar sejak pertengahan Maret di kota Aguas Calientes, di lereng pegunungan dekat situs itu.

“Dia datang ke Peru dengan mimpi bisa masuk,” kata Neyra dalam konferensi pers virtual. "Warga Jepang telah masuk bersama dengan kepala taman kami sehingga dia bisa melakukannya sebelum kembali ke negaranya."

Katayama telah memegang tiket masuk ke Machu Picchu sejak Maret, dan akhirnya baru dapat memasuki reruntuhan benteng yang dibangun lebih dari 500 tahun yang lalu pada hari Sabtu (10/10). Ia menjadi pengunjung pertama dalam tujuh bulan terakhir yang memasuki situs warisan dunia tersebut. Menurut rencana awal, ia hanya akan menghabiskan beberapa hari di Peru untuk melihat Machu Picchu.

Menteri Neyra mengatakan reruntuhan batu Machu Picchu akan dibuka kembali untuk wisatawan nasional dan asing pada bulan November, tanpa menyebutkan tanggalnya. Situs tersebut hanya menerima 30 persen tamu dari kapasitas normalnya sebanyak 675 orang per hari.

“Kami masih berada di tengah pandemi,” kata Neyra. [ah/au]