Menteri Keamanan Dalam Negeri Kunjungi Kota Perbatasan

Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika DHS Kirstjen Nielsen, di depan pagar perbatasan yang memisahkan Tijuana (Mexico) dengan San Diego (AS), 20 November 2018. (Foto: dok).

Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika DHS Kirstjen Nielsen, Jumat (28/12) mengunjungi El Paso, Texas, kota perbatasan dimana seorang anak laki-laki Guatemala berusia delapan tahun yang ditahan disana meninggal dunia.

Nielsen diperkirakan akan mengunjungi berbagai stasiun dan sub-stasiun yang dioperasikan oleh Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai CBP, tetapi media tidak diijinkan mengikutinya.

DHS belum mengelurkan rincian perjalanan Nielsen, tetapi Jum’at malam kantor Walikota El Paso Dee Margo mengeluarkan pernyataan pers tentang pertemuannya dengan Nielsen.

“Saya menghormati Nielsen yang meluangkan waktu bertemu dengan saya untuk membahas tentang El Paso dan kebutuhan imigrasi kami di perbatasan,” ujar Margo dalam pernyataan itu. Ditambahkannya, “pejabat-pejabat federal seharusnya mengunjungi perbatasan ketika membuat keputusan tentang sistem imigrasi kita.”

Kantor Walikota El Paso itu juga mencatat bahwa pada hari Senin (24/12), Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai ICE membebaskan sekitar 180 migran di sebuah stasiun bis di El Paso karena batas waktu penahanan selama 20 hari telah berakhir. Ditambahkan bahwa kota itu menyediakan dukungan pembebasan migran tersebut.

Kunjungan Nielsen ke Texas hanya empat hari setelah kematian Felipe Gomez Alonzo, seorang anak laki-laki Guatemala berusia delapan tahun yang ditahan ketika memasuki perbatasan Amerika. Nielsen mengatakan kematian anak itu “sangat memprihatinkan dan memilukan.”

Associated Press melaporkan para senator New Mexico, Tom Udall dan Martin Heinrich, telah mengirimkan sepucuk surat kepada Nielsen pada hari Jum’at untuk meminta jawaban tentang kematian anak laki-laki Guatemala itu. “Runtutan waktu, tindakan dan faktor-faktor yang menyebabkan kematian Felipe masih terus berkembang, tetapi informasi yang sampai ke publik sejauh ini sangat mencemaskan dan menuntut perhatian dan penyelidikan segera,” tulis keduanya.

Awal pekan ini Nielsen mengatakan semua anak yang berada dalam tahanan CPB telah diperiksa secara medis dan bahwa ia telah memerintahkan serangkaian tindakan perawatan tambahan bagi mereka.

Otopsi yang dilakukan menunjukkan bahwa anak laki-laki Guatemala itu menderita flu ketika meninggal dalam tahanan CBP di New Mexico.

Felipe, yang meninggal pada Malam Natal, adalah anak Guatemala kedua yang meninggal di dalam tahanan Amerika. Sebelumnya Jakelin Caal, seorang anak perempuan berusia tujuh tahun, meninggal pada 8 Desember lalu di divisi tahanan CBP yang sama.

Kedua anak ini menyebrangi perbatasan bersama ayah mereka yang berharap bisa memperoleh pekerjaan di Amerika. [em]