Menkopolhukam : “Saya Tidak Berunding dengan Kriminal”

Menko Polhukam Wiranto di Sidoarjo, 29 Oktober 2018. (Foto: dok).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Selasa pagi (11/12) menegaskan tidak akan berunding dengan kelompok bersenjata di Papua yang disebutnya sebagai “kelompok kriminal.” Hal ini disampaikannya kepada wartawan di Jakarta, seusai rapat koordinasi membahas penanganan penyerangan pekerja PT. Istaka Karya oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Yigi, Nduga, Papua, minggu lalu.

“Saya tidak akan berdiskusi dengan kriminal. Mereka mau klaim apa tidak akan saya jawab karena pasti gak benar, mereka melakukan suatu propanda, membuat masyarakat resah dan ketakutan. Untuk apa saya jawab! Yang penting negara punya kewajiban untuk melindungi segenap tumpah darah dan warga negaranya, dan itu kita lakukan. Soal bagaimana klaim mereka, biarin aja klaim apapun. Yang jelas mereka kriminal. Mereka melakukan kejahatan di luar batas kemanusiaan. Ini harus kita lawan!” tegas Wiranto.

Wiranto menambahkan bahwa dalam rapat koordinasi Selasa pagi ia mendapat penjelasan dari berbagai pihak dan kini siap menjelaskan berbagai isu yang muncul pasca serangan di Yigi yang menewaskan 17 orang. Dalam insiden itu empat orang ditemukan selamat dalam kondisi luka-luka, empat lainnya hilang dan masih dicari.

“Menurut teman-temannya mereka bisa lari karena hanya terkena luka bacok. Kita harap bisa menemukan mereka dalam keadaan hidup karena mereka ini pahlawan pembangunan yang sesungguhnya,” ujar Wiranto. Selain itu tim gabungan TNI-Polri juga berhasil mengevakuasi 27 orang lainnya, yang mencakup pekerja pembangunan jembatan, petugas puskesmas dan telkom, serta beberapa karyawan sebuah SMP di daerah itu.

Kelompok Bersenjata Kembali Serang Yigi, 2 TNI Luka Tembak

Dalam perkembangan lainnya pos keamanan di Yigi diserang kelompok bersenjata Selasa pagi. “Tadi pagi sekitar jam 06.05 pos TNI yang baru dibentuk di Yigi pasca terjadinya pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya di Puncak Kabo, Yigi, diserang kelompok separatis,” ujar Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Inf. Muhamad Aidi kepada VOA.

Sedikitnya dua prajurit TNI mengalami luka tembak dan dievakuasi melalui jalur darat dari Yigi ke Mbua, untuk selanjutnya menggunakan helikopter menuju ke Wamena. “Belum diketahui apakah ada korban dari pihak KKSB (kelompok kriminal separatis bersenjata.red) karena kondisi medan ekstrim dan tertutup,” tambah Aidi.

Masyarakat di Yigi, yang sempat melarikan diri ke hutan pasca insiden penembakan pekerja pembangunan jembatan, secara berangsur-angsur sudah mulai kembali ke kampung mereka setelah aparat gabungan mendirikan pos keamanan disana. VOA belum dapat mengkonfirmasi secara independen apakah masyarakat saat ini tetap bertahan di Yigi atau kembali masuk ke hutan.

Beberapa saksi mata yang selamat dalam insiden penembakan minggu lalu mengatakan warga asli di Yigi yang melindungi mereka ketika kelompok bersenjata menyisir kampung-kampung mencari mereka yang selamat.

Dari berbagai sumber diketahui bahwa kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya bukan berasal dari Yigi, tetapi dari Mapenduma. [em]