Mantan Penasihat Keamanan AS akan Beri Kesaksian di Sidang Pemakzulan Trump

Mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, dalam diskusi di Center for Strategic and International Studies di Washington, 30 September 2019.

Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton mengatakan pada Senin (6/1/2020) bahwa ia akan memberikan kesaksian dalam sidang pemakzulan Presiden Donald Trump kalau diminta oleh Senat.

Keterangan Bolton itu akan menjelaskan apa yang terjadi di balik layar ketika Presiden Trump berusaha mendesak Ukraina untuk menyelidiki lawan politiknya dalam pemilihan presiden tahun ini, mantan wakil presiden Joe Biden.

John Bolton, sempat bekerja selama 17 bulan sebagai pembantu dekat Trump sampai ia dipecat karena bersengketa dengan Trump tentang bagaimana AS menghadapi Iran, Korea Utara dan Afghanistan.

Ketika DPR mengadakan sidang-sidang untuk memakzulkan Trump, para penyelidik memutuskan tidak jadi memanggil Bolton secara resmi. Para penyelidik khawatir akan terjadinya proses hukum yang berkepanjangan tentang apakah Boltonnbisa dipaksa untuk memberikan kesaksian, atau dibiarkan menuruti perintah Presiden Trump untuk tidak memberikan kesaksian.

Pengadilan pemakzulan atas Trump akan diadakan oleh Senat, walaupun belum ada tanggal yang pasti karena belum ada persetujuan dengan pihak partai Repubik yang menguasai Senat, tentang bagaimana sidang-sidang itu akan dilaksanakan.

Kata Bolton, “Saya telah menyimpulkan bahwa apabila saya dipanggil Senat secara resmi saya akan bersedia untuk memberikan kesaksian.”

Kesaksian itu, kata Bolton dalam sebuah pernyataan, “akan menjelaskan berbagai masalah yang bertentangan, sebaik yang bisa saya lakukan, berdasarkan pertimbangan yang hati-hati dan setelah mempelajari masalahnya."

Pengacara Bolton pernah mengatakan, kliennya “punya pengetahuan pribadi” tentang berbagai pertemuan yang menyangkut masalah Ukraina, dan berbagai percakapan lainnya yang belum pernah terungkap dalam berbagai kesaksian lain yang telah diadakan dimuka komisi penyelidik DPR.

Pemimpin kelompok minoritas dalam Senat, Chuck Schumer mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa “momentum untuk mengungkap kebenaran dalam sidang pengadilan Senat semakin maju.”

Kata Schumer, senator-senator partai Republik yang menentang usaha pihak Demokrat untuk memanggil para saksi “akan menunjukkan dengan jelas bahwa mereka lebih suka ikut menutup-nutupi” kesalahan yang dituduhkan atas Presiden Trump. [ii/pp]