Polisi di Kuwait membubarkan kerusuhan yang menurut mereka diakibatkan ulah para pekerja Mesir yang tidak bisa pulang ke negara asal mereka karena wabah virus corona, kata pihak berwenang, Senin pagi (4/5).
Kantor berita Associated Press mengatakan, ini merupakan kali pertama terjadinya kerusuhan terkait wabah itu menyusul banyaknya pekerja asing yang kehilangan pekerjaan di Kuwait.
Video-video yang beredar di media sosial menunjukkan, polisi Kuwait menembakkan gas air mata ke arah para demonstran pada Minggu malam (3/5). Para demonstran sebelumnya terlihat meneriakkan kata-kata: “Mana kedubes kami?.”
Kantor berita pemerintah KUNA menyebut konfrontasi itu kerusuhan yang dilakukan para pekerja Mesir. “Polisi kemudian turun tangan dan mengendalikannya dengan menangkap sejumlah demonstran,” lapor KUNA.
Laporan itu sendiri tidak mengungkap berapa banyak polisi yang dikerahkan dan berapa banyak pemrotes yang ditangkap. Kementerian Informasi Kuwait belum mengeluarkan pernyataan apapun kepada media.
KUNA sebelumnya melaporkan bahwa Dubes Mesir untuk Kuwait mengatakan, Kairo merencanakan penerbangan-penerbangan repatriasi bagi mereka yang terdampar di Kuwait pekan ini. Para pejabat Kuwait juga mengatakan, mereka tidak akan mendenda dan memenjarakan mereka yang terpaksa tinggal meski melewati batas izin tinggal untuk mempermudah kepulangan mereka ke Mesir.
Kuwait seperti halnya banyak negara-negara Teluk lain yang kaya minyak sangat bergantung pada pekerja asing dalam menjalankan roda bisnis mereka. Umumnya bekerja sebagai penyokong hidup keluarga di tanah air, para pekerja migran itu kini terdampak hebat wabah virus corona. Mereka kehilangan pekerjaan, kehabisan uang dan sangat ingin pulang ke negara asal mereka karena wabah corona telah merebak di kamp-kamp penampung pekerja migran. [ab/uh]