Korut Beri Pesan Beragam Soal Pembicaraan dengan AS

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam, 2 Maret 2019. (Foto: AP)

Korea Utara, Selasa (22/6), meremehkan kemungkinan pembicaraan dengan AS, beberapa hari setelah pemimpinnya, Kim Jong Un, mengisyaratkan mengenai kemungkinan dialog.

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara yang berpengaruh itu mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS tampaknya memiliki harapan yang “keliru” mengenai komentar kakaknya baru-baru ini.

“Tampaknya AS mungkin menafsirkan situasi sedemikian rupa untuk menghibur diri. Harapan, yang mereka pilih untuk disimpan secara keliru, akan menjerumuskan mereka pada kekecewaan yang lebih besar,” katanya dalam pernyataan yang dimuat kantor berita pemerintah KCNA.

Pada pertemuan partai berkuasa pekan lalu di Pyongyang, Kim Jong Un mengatakan negaranya harus siap untuk “dialog dan konfrontasi.”

BACA JUGA: Perwakilan Khusus AS untuk Korut Bertemu dengan Menteri Korsel

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan hari Minggu mengatakan dalam acara “This Week” di TV ABC bahwa pernyataan Kim merupakan “sinyal yang menarik” tetapi ia menginginkan sinyal yang lebih jelas dari Pyongyang. Ia juga menegaskan bahwa Washington ingin memulai kembali perundingan mengenai program nuklir Korea Utara.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menuntaskan peninjauan kebijakan mengenai Korea Utara bulan lalu, dan menyatakan terbuka bagi pembicaraan tetapi bersikeras bahwa Korea Utara harus menghentikan program senjata nuklirnya.

Dalam lawatan ke Seoul pekan ini, utusan AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan ia berharap Korea Utara akan menanggapi secara positif tawaran untuk bertemu “kapan saja, di mana saja tanpa prasyarat.”

Utusan AS itu pekan ini mengadakan pertemuan dengan sejawatnya dari Korea Selatan dan Jepang, untuk menggambarkan sikap bersatu mengenai Korea Utara.

BACA JUGA: Utusan AS Tawarkan Pertemuan dengan Korut “Kapan dan di Mana Saja"

Terlepas dari aktivitas diplomatik itu, pernyataan Kim Yo Jong menunjukkan sedikit saja kemajuan mengenai dimulainya kembali pembicaraan, kata beberapa analis.

“Kami telah menunggu sinyal tindak lanjut dari Pyongyang setelah pernyataan Kim Jong Un baru-baru ini, untuk membantu menjelaskan maksudnya. Pernyataan Kim Yo Jong mulai menunjukkan itu. Meskipun ia tidak menutup sama sekali gagasan bahwa diplomasi dapat dimulai kembali, ia tampaknya menunjukkan hal itu kemungkinan besar tidak akan terjadi sekarang ini,” kata Jenny Town, pakar Korea di lembaga kajian Stimson Center di Washington.

Korea Utara telah memboikot pembicaraan dengan AS sejak 2019. Pada pertemuan puncak dengan Kim Jong Un Februari tahun itu, mantan presiden AS Donald Trump menolak tawaran di mana Pyongyang akan membongkar kompleks nuklir penting sebagai imbalan atas pencabutan sebagian besar sanksi Washington. [uh/ka]