Republik Demokratik Kongo pada Minggu (7/2) melaporkan bahwa seorang perempuan telah meninggal dunia karena Ebola. Kasus itu terjadi tiga bulan setelah negara itu menyatakan wabah sebelumnya telah berakhir.
Suaminya pernah terjangkit penyakit itu dan selamat dalam wabah sebelumnya pada 2020. Sampel-sampel dari rumah sakit di Butembo dikirim ke Ibu Kota Kongo, Kinshasa, untuk memastikan apakah penyakitnya terkait dengan wabah sebelumnya atau merupakan wabah baru.
Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) menyatakan wabah sebelumnya di negara bagian Equateur telah selesai pada November tahun lalu. Sebanyak 55 orang meninggal dunia akibat wabah itu.
Lebih dari 2.200 orang meninggal dunia karena Ebola di kawasan itu antara 2018 dan 2020.
"Tidak mengagetkan melihat kasus-kasus sporadis muncul pasca sebuah wabah besar," kata WHO pada Minggu (7/2).
A new #Ebola case has been detected in #Butembo #DRC, one of the epicentres of the previous outbreak in eastern DRC. @WHO epidemiologists are on ground supporting @MinSanteRDC%27s investigation. More than 70 contacts have already been tracked. ➡️https://t.co/KWVYSTbb4o pic.twitter.com/G83sxyk5bz
— WHO African Region (@WHOAFRO) February 7, 2021
Menurut WHO, Pelacakan kontak besar-besaran terkait korban itu sedang berjalan.
Berita itu muncul ketika negara itu sedang berjuang mengatasi virus corona.
Ebola merupakan penyakit langka tapi seringkali fatal yang menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, menyebabkan mual dan diare. [vm/pp]