Keputusan Trump Membayangi Kesepakatan Nuklir Iran

Presiden Donald Trump di Ruang Roosevelt, di Gedung Putih, Washington, 11 Januari 2018.

Presiden Amerika Donald Trump bertemu dengan tim keamanan nasionalnya Kamis (11/1), untuk memutuskan apakah akan menjatuhkan kembali sanksi kepada Iran, yang akan mengancam kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Semua pemimpin Eropa meminta Trump untuk membarui pemulihan sanksi-sanksi sebagaimana disetujui Washington ketika itu, namun Trump mengecam kesepakatan itu sebagai kesepakatan terburuk sepanjang masa.

Pejabat AS memperkirakan meski enggan, Trump akan menandatangani penghapusan sanksi. Penghapusan sanksi itu akan berakhir masa berlakunya akhir pekan ini. Ada dugaan, dia akan memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Teheran yang tidak terkait isu nuklir Iran.

Namun kecemasan yang melanda Berlin, Brussels, London dan Paris menggarisbawahi apa yang dipertaruhkan disini: Presiden AS yang seringkali berubah pikiran itu berpotensi untuk secara sengaja menyabot kesepakatan yang penting itu.

Sekutu-sekutu Amerika menilai kesepakatan antara enam kekuatan dunia dan Iran sebagai cara terbaik untuk mencegah Iran mengupayakan senjata nuklir dan sebuah kemenangan untuk diplomasi multilateral.

Namun Trump berpendapat bahwa pendahulunya, Barack Obama terlalu banyak mengalah dan memberi Iran pembebasan sanksi, tanpa memaksa Republik Islam itu mengakhiri program rudal balistiknya dan juga mengakhiri dukungan agresif untuk kelompok militan. [ps/jm]