3 Jenis Anak Satwa Baru Lahir Tambah Koleksi Kebun Binatang Surabaya

  • Petrus Riski

Petugas memberikan susu pada anak Unta punuk satu berbulu putih, yang baru lahir di Kebun Binatang Surabaya (foto: VOA/Petrus Riski).

Tiga ekor anak satwa penghuni Kebun Binatang Surabaya, lahir pada rentang antara bulan Mei hingga Juni 2018. Ketiganya adalah anak Kuda Nil, anak Unta punuk satu, serta anak Kuda Nil kerdil. Tambahan koleksi Kebun Binatang Surabaya ini diharapkan dapat menjadi daya tarik pengunjung, terutama pada libur Lebaran mendatang.

Gerak lincah kaki panjang anak Unta punuk satu itu tak henti-hentinya berlari-lari, mengelilingi kandang terbuka yang ada di Kebun Binatang Surabaya. Dua orang pengasuh satwa atau keeper berada di dalam untuk memberikan pakan serta susu yang telah disiapkan dalam botol bayi. Aminah, demikian ia dinamakan oleh Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS-KBS) Chairul Anwar.

Menurut Chairul Anwar, anak Unta punuk satu (Camelus dromedaries) lahir sehat dari induk bernama Milo (14) dan pejantan bernama Okky (25), setelah melalui masa bunting selama 13 bulan. Penambahan satwa unta dengan bulu berwarna putih yang berbeda dari induknya itu, menambah koleksi unta KBS menjadi 8 ekor.

“Khususnya untuk jenis Unta, ini warnanya agak berbeda ada putihnya, nah ini sebuah keajaiban yang ada di Kebun Binatang Surabaya kelahiran dengan warna bulunya itu putih. Saya belum tahu, nanti identifikasi dari dokter Kebun Binatang Surabaya akan melakukan analisa medis, apakah ini sebagai bentuk perubahan atau mungkin kolaborasi yang menimbulkan istilahnya albino, atau seperti apa ini sekarang lagi diteliti oleh dokter Kebun Binatang Surabaya,” tuturnya.

Selain anak Unta punuk satu, di Kebun Binatang Surabaya juga lahir anak Kuda Nil (Hippothamus amphibius) bernama Alexander. Satwa asli Afrika ini lahir dari induk bernama Agustin (32), dan pejantan bernama Ra (19), melalui proses bunting selama 8 bulan. Sedangkan anakan Kuda Nil kerdil (Choeropsis liberensis) bernama Malika, lahir dari induk bernama Devi (33) dan pejantan bernama (38). Sehingga total koleksi Kuda Nil dan Kuda Nil kerdil, masing-masing berjumlah 6 ekor.

Anak Kuda Nil koleksi Kebun Binatang Surabaya yang baru lahir dalam kolam bersama induknya. (Foto: VOA/Petrus Riski)

Chairul Anwar mengungkapkan, keberhasilan mengembangbiakkan sejumlah satwa ini, akan dilanjutkan dengan upaya mengembangbiakkan Harimau Sumatera dengan Harimau Benggala, serta Beruang Madu koleksi Kebun Binatang Surabaya.

“Sekarang ini kita akan breeding Harimau Sumatera sama Harimau Benggala, sama Beruang Madu,” tambahnya.

Penambahan koleksi baru melalui pengembangbiakan di Kebun Binatang Surabaya mendapat apresiasi pengunjung. Nana, salah seorang pengunjung dari Surabaya meminta pengelola Kebun Binatang Surabaya lebih meningkatkan segi keamanan, baik bagi satwa maupun pengunjung.

“Harapan saya, Kebun Binatang Surabaya diperbanyak lagi untuk koleksinya, dan yang baru-baru juga bermunculan, tapi untuk keamanan juga ini selain dari koleksi-koleksi yang sudah dipamerkan, yang diperkenalkan untuk pengunjungnya. Dan untuk keamanannya (satwa), karena bisa jadi kan Kebun Binatang Surabaya ini banyak anak-anak kecil yang ingin tahu, apalagi dengan satwa-satwa barunya,” kata Nana, seorang pengunjung.

Chairul Anwar menegaskan terus melakukan pembenahan di dalam, baik mengenai kesejahteraan satwa, maupun keamanan dan kebersihan di dalam Kebun Binatang Surabaya. Edukasi dan sosialisasi mengenai aturan dan perilaku pengunjung terus disuarakan, untuk memastikan keamanan satwa maupun pengunjung sama-sama terjamin.

“Harus mengikuti apa yang disampaikan oleh KBS tentang aturan di dalam melihat satwa ya, misalnya tidak melempar makanan, kemudian jaraknya juga sudah diberikan pembatas, tidak menaikkan posisi anak ke pagar, seperti itu. Kalau itu diikuti cukup. Kalau toh (petugas) ditambah tapi kalau disiplin pengunjung juga tidak gerak, biasanya ngefeknya juga sedikit. Tapi yang penting itu bahwa pengunjung itu taat dan juga disiplin terhadap aturan yang sudah ditetapkan oleh KBS,” pungkas Chairul. [pr/em]