Iran Terjebak dalam Serangan Cyber Global yang Tinggalkan Jejak Bendera AS di Layar Komputer

FOTO ARSIP: Bendera-bendera nasional Iran tampak di lapangan di Teherean tanggal 10 Februari 2012, sehari sebelum peringatan dirgahayu Revolusi Islam (foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl/Foto Arsip)

Para peretas telah menyerang jaringan komputer di sejumlah negara, termasuk pusat-pusat data di Iran dimana para peretas telah meninggalkan jejak berupa gambar bendera AS di layar komputer bersama dengan sebuah peringatan: “Jangan main-main dengan pemilu kami,” ujar kementrian Teknologi Informasi Iran hari Sabtu.

“Serangan tersebut tampaknya mempengaruhi 200.000 router swtich di seluruh dunia dalam sebuah serangan luas, termasuk 3.500 switch di negara kami,” demikian pernyataan dari Kementrian Komunikasi dan Teknologi Informasi yang diteruskan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.

Pernyataan tersebut menyebutkan serangan, yang melanda penyedia layanan internet dan memutus akses pelanggan ke internet, dimungkinkan dengan adanya kerentanan dalam router yang diproduksi Cisco, yang sebelumnya telah mengeluarkan sebuah peringatan dan membagikan program penambal yang sayangnya banyak perusahaan yang tidak mengaplikasikannya dikarenakan adanya libur tahun baru di Iran.

Sebuah postingan di blog yang diunggah hari Kamis oleh Nick Biasini, seorang peneliti ancaman pada Talos Security Intelligence and Research Group, bagian dari Cisco, menyatakan: “Beberapa insiden di berbagai negara, termasuk beberapa insiden yang secara spesifik menyasar infrastruktur vital, telah melibatkan penyalahgunaan protokol Smart Install. …. Konsekuensinya, kami harus mengambil peran aktif, dan mendesak para pelanggan, sekali lagi, akan adanya peningkatan risiko dan jalur perbaikan yang tersedia.”

Hari Sabtu sore, Cisco menyatakan postingan-postingan itu adalah piranti yang membantu klien mengenal kelemahan-kelemahan yang ada dan mencegah serangan cyber.

Menteri Teknologi Informasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi mengunggah gambar layar komputer di Twitter dengan gambar bendera AS dan pesan dari peretas. Ia menyatakan masih belum jelas siapa pelaku serangan tersebut.

Azari-Jahromi menyatakan pada umumnya serangan tersebut berdampak pada negara-negara di Eropa, India, dan Amerika Serikat, demikian laporan televisi pemerintah.

“Sekitar 55.000 peralatan di Amerika Serikat terkena dampaknya, demikian juga 14.000 peralatan di China, sedangkan 2 persen peralatan di Iran menjadi korban serangan itu,” demikian kutipan pernyataan Azari-Jahromi.

Dalam sebuah cuitan, Azari-Jahromi menyatakan badan tanggap darurat komputer negara, MAHER, telah menunjukkan “berbagai kelemahan dalam penyediaan informasi kepada perusahaan-perusahaan yang terkena dampaknya” setelah terjadinya serangan, yang terdeteksi hari Jum’at sore di Iran.

Hadi Sajadi, wakil kepala Organisasi Teknologi Informasi Iran yang dikelola pemerintah, mengatkan serangan tersebut telah dapat ditanggulangi dalam hitungan jam dan tidak ada data yang hilang. [ww]