Iran Perkirakan AS akan Batalkan Persetujuan Nuklir

Fasilitas pengembangan nuklir Iran di Natanz, 300 km dari Teheran, Iran. (Foto: ilustrasi)

Para diplomat Iran mengatakan mereka memperkirakan Presiden Donald Trump akan membatalkan persetjuan internasional yang membatasi kegiatan nuklir Teheran. Mereka sedang meningkatkan usaha melobi pemerintah negara-negara Eropa, terutama penanda-angan persetujuan itu, yakni, Perancis, Inggris, dan Jerman dengan harapan mereka dapat membujuk pemerintahan Amerika agar tidak membatalkan persetujuan tersebut.

Dan jika Amerika membatalkan persetujuan itu, Teheran mendesak negara-negara Eropa agar jangan mengikuti Amerika untuk memberlakukan sanksi kembali.

Iran mengatakan kalau Eropa dan negara penandatangan lain, Rusia dan China, tetap mematuhi persetujuan itu dan tidak ikut memberlakukan sanksi kembali, Teheran akan terus mematuhi persetujuan tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menekankan himbauan itu dalam wawancara dengan suratkabar Inggris yang dimuat hari Sabtu. Ia memperingatkan bahwa kalau Eropa ikut bersama Washington untuk membatalkan persetujuan itu, Iran akan melanjutkan pengolahan uranium dan aspek lain program nuklirnya pada tingkat yang lebih maju dari sebelum persetujuan itu dicapai.

Departemen Luar Negeri Amerika akan secara resmi memberitahu Kongres dua minggu lagi apakah Iran mematuhi persetujuan nuklir itu, yang nama resminya Joint Comprehensive Plan of Action atau JCPOA. Trump telah mengatakan ia sudah mengambil keputusan, tetapi belum memberitahukannya kepada para pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris Theresa May yang kabarnya menanyakannya dalam pertemuan bilateral di PBB bulan lalu. [gp]