Iran Lakukan Eksekusi Kedua Terkait Protes

Seseorang di ibu kota Siprus, Nicosia, memperlihatkan Tweet di ponsel pada 12 Desember 2022, tentang eksekusi Majidreza Rahnavard, hukuman mati kedua di Iran terkait dengan protes selama hampir tiga bulan. (AFP)

Iran hari Senin (12/12) menyatakan melakukan eksekusi kedua terhadap seorang narapidana yang terkait dengan protes nasional yang dimulai pada September lalu. Protes itu dipicu kematian seorang perempuan muda yang ditahan oleh polisi moral negara itu karena tidak menutupi seluruh rambutnya dengan jilbab.

Kantor berita Mizan yang dikelola peradilan Iran mengatakan Majidreza Rahnavard digantung dari sebuah derek konstruksi di depan umum di kota Mashhad sebagai peringatan bagi orang lain.

Rahnavard dituduh menikam hingga tewas dua anggota pasukan keamanan bulan lalu di Mashhad setelah dia marah karena pihak berwenang membunuhi para pengunjuk rasa. Berbagai demonstrasi meletus di seluruh negeri setelah kematian Mahsa Amini, 22, dalam tahanan polisi.

Para aktivis mengatakan Iran telah menjatuhkan hukuman mati terhadap belasan orang dalam sidang tertutup dan setidaknya 488 orang telah tewas dalam protes-protes selama hampir tiga bulan. Aktivis HAM di Iran, sebuah kelompok yang telah memantau protes, mengatakan bahwa 18.200 orang lainnya telah ditahan.

Orang pertama yang dijatuhi hukuman mati sehubungan dengan demonstrasi itu telah dieksekusi minggu lalu.

BACA JUGA: Iran Eksekusi Tahanan Pertama yang Ditangkap dalam Demonstrasi Anti-Pemerintah

Di Brussels, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada Senin (12/12) bahwa dia mengharapkan para menteri luar negeri Uni Eropa untuk menyetujui "paket sanksi yang sangat, sangat keras" terhadap Iran atas tindakan kerasnya terhadap para pengunjuk rasa dan perannya memasok pesawat tak berawak yang telah digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina.


Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada wartawan bahwa eksekusi Iran adalah "upaya intimidasi yang terang-terangan."

"Kami memperjelas bahwa kami mendukung orang-orang yang tidak bersalah di Iran," kata Baerbock. "Sebuah sistem yang memperlakukan rakyatnya dengan cara ini tidak dapat berharap untuk memiliki hubungan yang normal dengan Uni Eropa." [uh/ab], [vm/jm]