Pemerintah: Freeport, Perusahaan Tambang Lain Hentikan Ekspor

Truk-truk pengangkut bijih tembaga di tambang tembaga dan emas milik Newmont Mining Corp di Sumbawa. (Foto: Ilustrasi)

Aturan baru yang berlaku Kamis hanya mengizinkan ekspor logam-logam yang telah diproses secara penuh.

Freeport-McMoRan dan para penambang lainnya telah menghentikan pengiriman-pengiriman konsentrat tembaga dari Indonesia untuk mematuhi larangan pemerintah terhadap ekspor bijih logam yang semi-mentah yang berlaku Kamis (12/1), menurut pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Reuters.

Penghentian itu mungkin berlangsung singkat sambil menunggu pemerintah mengeluarkan aturan-aturan baru yang dapat melonggarkan larangan tersebut dan mengizinkan beberapa ekspor.

Menteri ESDM Ignasius Jonan diperkirakan akan mengadakan konferensi pers mengenai aturan-aturan baru tersebut Kamis.

Penghentian sementara ekspor tembaga Indonesia diperkirakan tidak akan berdampak segera pada harga tembaga global karena persediaan besar logam di China sebelum Tahun Baru China akhir bulan ini. Perlu waktu beberapa minggu sampai penundaan ekspor ini akan meningkatkan harga, ujar para pedagang.

Pemerintah mengumumkan tahun 2014 larangan pengiriman bijih logam untuk mendorong para perusahaan tambang membangun pabrik pemurnian atau smelter untuk memproses bijih itu secara lokal, meskipun beberapa ekspor konsentrat di tengah protes dari industri.

Larangan secara penuh, yang juga mencakup konsentrat timbal, seng, besi dan mangan, berlaku Kamis, yang berarti hanya logam-logam yang telah diproses secara penuh yang boleh diekspor.

Saat ditanya apakah pengiriman konsentrat-konsentrat tembaga dari Freeport dan unit Medco Energi, Amman Mineral Nusatenggara, telah berhenti, Direktur Mineral dan Batu Bara Bambang Gatot mengatakan, "Ya, sesuai dengan aturan."

Para pejabat Freeport dan Medco tidak dapat dimintai komentarnya segera hari Kamis.

Seorang juru bicara Freeport mengatakan Rabu bahwa perusahaan itu "sedang bekerjasama dengan para pejabat pemerintah untuk memastikan operasi-operasi kami dapat berlanjut tanpa interupsi." Perusahaan itu mengatakan target produksi dari tambang Grasber adalah 180.000-200.000 ton tembaga per hari.

Para pejabat pemerintah awal minggu ini mengatakan mereka akan memperkenalkan aturan-aturan baru yang akan memungkinkan pengiriman-pengiriman konsentrat untuk terus berlangsung setelah tenggat Kamis dalam beberapa kasus, namun revisi-revisinya belum tuntas. [hd]