Ilmuwan Uji Vaksin untuk Cegah Hepatitis C

  • Jessica Berman

Seorang pasien hepatitis C dirawat di sebuah rumah sakit di Darfur utara, Sudan (foto: dok). Sekitar 118 juta orang di seluruh dunia terinfeksi Hepatitis C.

Para pakar mengatakan, sekitar 118 juta orang di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, terinfeksi Hepatitis C, yang dapat memicu kematian awal akibat kanker hati.

Para peneliti tengah menguji sebuah vaksin yang menjanjikan hasil hebat untuk mencegah penyakit hepatitis C. Sebuah obat untuk virus Hepatitis C baru-baru ini diumumkan dengan hingar-bingar.

Penyakit yang sebelumnya kebal terhadap pengobatan terbaik itu, secara tiba-tiba ditaklukkan, walaupun pengobatan untuk melawan penyakit hati itu, mahal biayanya. Ongkos obat-obatan untuk penyembuhan infeksi Hepatitis C sekitar 80 ribu dolar, harga yang tidak terjangkau oleh kebanyakan orang.

Perkembangan utama lainnya adalah, sebuah vaksin yang melindungi pemakainya dari infeksi Hepatitis C. Obat-obatan itu menggabungkan virus selesma tidak aktif pada simpanse dan protein hepatitis. Obat itu merangsang produksi ribuan sel sistem kekebalan kunci untuk melawan infeksi akibat virus.

Seorang ilmuwan di fakultas kedokteran Oxford University di Inggris, Eleanor Barnes mengatakan, obat-obatan mahal itu mungkin saja menyembuhkan Hepatitis C, tetapi obat-obatan itu tidak melindungi pemakainya dari infeksi lain dari jenis virus yang berbeda.

“Sebaliknya, sebuah vaksin jika manjur dan jika itu vaksin yang baik, dapat melindungi pasien dengan satu atau dua suntikan saja untuk seumur hidup mereka. Jadi, vaksin sesungguhnya telah membuktikan dalam sejarah sebagai obat terbaik,” ujar Barnes.

Barnes menyampaikan komentarnya dalam sebuah wawancara dengan Science Translational Medicine. Edisi minggu ini jurnal itu termasuk sebuah artikel hasil kerjanya dengan tim internasional untuk mengembangkan vaksin Hepatitis C.

Versi berbeda Hepatitis C umum di tempat-tempat berbeda di dunia. Barnes mengatakan, ada bukti bahwa vaksin percobaan itu dapat melindungi pemakainya dari lebih dari satu virus.

Vaksin-vaksin itu biasanya diciptakan untuk menyusun respon antibodi terhadap infeksi. Antibodi adalah pelindung utama sistem kekebalan untuk mengenali mikroba yang masuk dan memicu serangan yang lebih luas.

Perbedaannya dengan vaksin timnya, kata Barnes, adalah, vaksin itu merangsang respon sel-T yang kuat. Sel-T adalah senjata lain di dalam sistem kekebalan tubuh. Sel-sel tempur ini menarget banyak bagian virus.

Seperti HIV, virus yang menyebabkan AIDS, virus Hepatitis C berpindah cepat, menghambat perkembangan vaksin. Barnes menambahkan, pasien Hepatitis C - seperti yang terjangkit HIV – sering berobat ke dokter pada tahap infeksi yang sudah parah ketika mereka mulai merasakan sakit.

Sejauh ini, vaksin yang mengalami uji coba klinik awal itu aman bagi manusia. Vaksin itu menyebabkan efek sampingan jangka pendek, termasuk kelelahan dan migrain.

Hepatitis C juga dapat menular melalui transfusi darah, penggunanaan pisau cukur atau sikat gigi bersama dengan seseorang yang terjangkit penyakit itu, atau melalui hubungan seks.