Hama Belalang Serang Ratusan Hektar Lahan di Sumba Timur

Ratusan belalang di sebuah savana di Sumba Timur, Nusa Tenggara Barat. (Courtesy: Heinrich Dengi)

Warga sangat khawatir akan terjadi gagal panen karena ribuan belalang itu juga menyerang padi dan tanaman pokok lainnya.

Ratusan hektar sabana di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dalam satu bulan terakhir diserang hama belalang kembara (Locusta migratoria).

Serangan hama belalang ini berawal di kecamatan Rindi, yang terus meluas ke kecamatan Kahaungu Eti, Pandawai dan Umalulu, dan terus meningkat setiap hari.

Paulus Warandoi, ketua kelompok tani Matawai Amahu di desa Yubuwai, kecamatan Kahaungu Eti, mengatakan sudah pasrah dengan keadaan saat ini.

“Kami sudah tidak lagi menyemprot belalang kembara di desa Yubuwai, kami menyerah,” ujarnya.

Hal ini dikarenakan jumlah belalang yang menyerang tidak sebanding dengan jumlah sumber daya manusia yang melakukan penyemprotan.

“Orang yang membantu penyemprotan hanya itu-itu saja, berapa kuat kita kalau tiap hari semprot, tidak ada tenaga lain yang membantu penyemprotan hama belalang,” ujar Paulus.

Tokoh masyarakat desa Maubokul, Umbu Nai Hapu, mengatakan sangat khawatir akan terjadi gagal panen karena ribuan belalang itu juga menyerang padi dan tanaman pokok lainnya.

“Tapi di sekitar saya di sini, sawah masih ada padinya, baru umur dua bulan lebih ada juga jagung tanam kedua ini baru berbunga, itu yang kami kuatir sekali kalau belalangnya tiba di kebun,” katanya.

Dalam wawancara melalui telepon Jumat lalu (8/7), Sekretaris Fraksi PDI-Perjuangan di DPRD NTT, Yunus Takandewa mengatakan, pihaknya sudah meminta pemerintah setempat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi hama belalang ini dan dampak buruknya.

“Kami memandang penyebaran hama ini tidak main-main, hama ini mengalami ekskalasi dalam waktu yang sekejap sehinga kami melakukan koordinasi langsung dengan Dinas Pertanian Kabapaten Sumba Timur untuk pengecekan lapangan dan juga dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Provinsi untuk memerjunkan obat-obatan," ujarnya.

"Dinas Pertanian di Sumba Timur juga sudah melaporkan kondisi terkini ke Dinas Pertanian NTT, yang langsung mengirim semacam surat ijin atau surat penggunaan obat-obatan bagi tempat-tampat tertetu yang menjadi kosentrasi hama belalang Kembara."

Penyemprotan yang dilakukan pada pagi dan malam hari membuat sebagian besar desa di kecamatan Kahaungu Eti menyebarkan bau pestisida yang sangat menyengat.

Jutaan telur dan anak belalang Kembara yang mati terkena semprotan tampak bertebaran di seantero desa. Sementara belalang dewasa yang luput dari pestisida masih memenuhi angkasa.

Belum jelas apa dampak jangka panjang penyemprotan ini pada warga, khususnya anak-anak yang menghirupnya setiap hari. [Heinrich Dengi/em]