Hadiah Ayam hingga Apartemen, Upaya Genjot Vaksinasi COVID-19 di Asia

Kapolsek Galih Apria memberikan hadiah ayam kepada Jeje Jaenudin, warga Desa Sindanglaya, menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19, saat program vaksinasi jemput bola di Kabupated Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 15 Juni 2021. (Foto: Willy Kurniawan/Re

Ayam, sapi, cuti dibayar, bahkan apartemen seharga sejuta dolar, adalah deretan hadiah yang ditawarkan oleh otoritas sejumlah negara di Asia, mulai dari Thailand, Hong Kong hingga Indonesia bagi warga yang bersedia divaksin COVID-19.

Program vaksinasi berhadiah itu bertujuan untuk memupus keraguan di kalangan masyarakat di Asia terhadap vaksinasi COVID-19.

Varian virus corona yang lebih menular telah mendorong terjadinya lonjakan kasus di Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir sehingga pihak berwenang mulai menawarkan hadiah undian untuk vaksinasi.

BACA JUGA: Jepang Berharap Capai Target Vaksinasi Harian Akhir Juni 

Mengutip Reuters, Rabu (16/6), di distrik Mae Chaem Thailand di utara Chiang Mai, yang sebagian besar penduduknya adalah peternak sapi, pihak berwenang meluncurkan undian berhadiah sapi bulan ini yang terbukti sukses.

“Ini adalah hadiah terbaik yang pernah ada,” kata Inkham Thongkham yang berusia 65 tahun. Dia memenangkan seekor sapi betina berumur satu tahun seharga 10.000 baht atau sekitar Rp 4,6 juta setelah ia divaksin virus corona.

Charan Damrongkiatpana menunjukkan poster setelah memenangkan undian dalam program vaksinasi berhadiah sapi untuk meningkatkan vaksinasi COVID-19 di Provinsi Chiang Mai, Thailand, 8 Juni 2021. (Foto: Stringer/Reuters)

Program vaksin berhadiah sapi itu sudah memasuki pekan kedua dengan menyediakan total 27 sapi sebagai hadiah. Pihak berwenang mengatakan kampanye tersebut telah mendorong lebih dari 50 persen dari 1.400 penduduk di distrik itu untuk mendaftar. Kebanyakan yang mendaftar adalah lansia dan kelompok berisiko tinggi.

Dari populasi Thailand yang berjumlah 66 juta, hanya 4,76 juta yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.

Banyak bagian masyarakat di seluruh Asia yang enggan untuk divaksinasi. Disinformasi dan ketidakpastian yang meluas memicu keraguan atas keamanan, kemanjuran, dan masalah agama terhadap vaksin.

Di Hong Kong, yang sejauh ini berhasil mengendalikan pandemi, pihak berwenang khawatir bahwa tingkat vaksinasi yang rendah masih dapat membuat wilayah China itu rentan terhadap wabah yang mematikan tersebut.

BACA JUGA: Pemerintah Buka Program Vaksinasi Untuk Remaja Usia 18 Tahun

Voucher belanja, penerbangan, dan apartemen baru senilai HK$10,8 juta atau sekitar Rp 19,2 miliar adalah beberapa insentif yang ditawarkan dalam undian berhadiah bagi mereka yang telah divaksinasi.

Beberapa pelaku bisnis mengambil langkah tambahan, misalnya dengan menawarkan cuti berbayar bagi mereka yang telah divaksinasi. Namun, satu klub olahraga swasta malah menerapkan hukuman alih-alih hadiah. Klub tersebut menginstruksikan anggota stafnya untuk divaksinasi pada akhir Juni atau tidak akan mendapatkan bonus, promosi, dan kenaikan gaji di masa mendatang

Bahkan di negara-negara yang dilanda virus corona, seperti Indonesia, pihak berwenang telah berjuang untuk menghilangkan ketakutan akan vaksin.

Seorang pria menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi China, Sinovac, di sebuah pusat vaksinasi di Hong Kong, 23 Februari 2021. (Foto: Paul Yeung/AFP)

Data resmi menunjukkan, Indonesia melaporkan lebih dari 1,9 juta orang terinfeksi virus corona dan 53.280 meninggal akibat virus itu. Studi terbaru dari sampel serum darah, bagaimanapun, menunjukkan penyebaran COVID-19 yang sebenarnya bisa 30 kali lebih tinggi.

"Saya takut kalua saya divaksinasi, saya akan langsung mati ... Kemudian ada berita yang lebih mengkhawatirkan bahwa vaksin ini mengandung babi," kata Asep Saepudin, 67 tahun, warga di Cipanas, Jawa Barat.

BACA JUGA: Thailand Mulai Gelar Vaksinasi Massal Tapi Pasokan Tak Memadai

Pihak berwenang di Cipanas mengatakan sangat sulit untuk meyakinkan orang tua bahwa vaksin itu aman dan halal. Seperti di Thailand, otoritas juga mengiming-imingi hadiah ternak dan ayam untuk setiap lansia yang divaksinasi.

“Lansia tidak mau divaksin dengan berbagai alasan, ada yang bilang mau tapi tidak datang, bahkan ada yang takut,” kata Kapolsek Galih Aprian.

“Jadi kami menghadiahi (partisipasi mereka) dengan ayam.”

Data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan hanya 5 persen atau 8,8 juta orang yang telah divaksinasi lengkap, masih jauh dari target 181,5 juta orang pada akhir tahun. [ah/au/ft]