FIFA Bantah Piala Dunia Korbankan Rakyat Brazil

Stadion baru Arena da Baixada di kota Curitiba, Brazil yang dibangun untuk turnamen Piala Dunia (foto: dok). Brazil mengeluarkan biaya hampir $4 milyar untuk pembangunan dan renovasi 12 stadion Piala Dunia.

Badan sepak bola dunia (FIFA) membantah bahwa mereka menikmati keuntungan besar dari turnamen Piala Dunia dengan mengorbankan rakyat Brazil.
Badan sepak bola dunia (FIFA) membela diri dari kritik bahwa mereka menikmati keuntungan besar dari turnamen Piala Dunia yang paling mahal dalam sejarah, dengan mengorbankan rakyat Brazil.

FIFA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah membayar seluruh 2 milyar dolar biaya operasional Piala Dunia dengan uang yang diperoleh dari penjualan hak penyiaran TV Piala Dunia dan hak pemasaran, dan tidak satu sen menggunakan dana dari rakyat Brazil.

Untuk persiapan turnamen yang diikuti oleh 32 negara yang akan dibuka hari Kamis (12/6) ini, pemerintah Brazil telah mengeluarkan dana sebesar 11,5 milyar dollar untuk biaya investasi bagi pembangunan prasarana seperti stadion, bandara, transportasi perkotaan dan perbaikan infrastruktur lainnya. Sepertiga dari anggaran tersebut digunakan untuk membangun stadion baru atau melakukan renovasi stadion yang ada di 12 kota di Brazil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

FIFA mengatakan bahwa itu adalah pilihan pemerintah Brazil sendiri untuk membangun 12 stadion, dan bukannya memilih 8 atau 10 stadion saja.

Demikian pula banyak pengeluaran anggaran terkait dengan investasi infrastruktur yang tidak secara langsung terkait dengan Piala Dunia, namun akan memberi keuntungan bagi Brazil selama bertahun-tahun yang akan datang, seusai turnamen Piala Dunia.

Banyak warga Brazil mengatakan bahwa pemerintah mereka telah mengeluarkan dana yang berlebihan sebagai negara berkembang, yang memiliki banyak prioritas pembangunan lainnya yang jauh lebih penting.

Para pengecam pemerintah mengatakan dana Piala Dunia itu seharusnya dibelanjakan untuk perbaikan layanan publik di bidang kesehatan, pendidikan dan transportasi yang masih sangat kurang memadai di Brazil.

Warga Brazil melakukan protes di kota Sao Paulo menjelang pembukaan Piala Dunia 2014 (Senin, 9/6).



Tingginya biaya Piala Dunia telah membawa kekecewaan terhadap banyak warga yang biasanya sangat bergairah dalam menyambut pesta Piala Dunia. Ini terbukti dari banyaknya gerakan anti-Piala Dunia yang mengadakan protes jalanan besar-besaran sejak tahun lalu. Para demonstran bahkan mengancam akan mengganggu akses ke stadion Piala Dunia pada saat pelaksanaan turnamen nanti.

Banyak warga Brazil percaya bahwa FIFA telah mengubah Piala Dunia menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan para sponsor. Mereka mengatakan bahkan FIFA berhasil mendesak pemerintah Brazil untuk mengubah undang-undang agar supaya mengizinkan penjualan minuman beralkohol yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi sponsor Piala Dunia.

Warga Brazil juga mengeluh bahwa tiket untuk pertandingan di stadion begitu mahal sehingga banyak fans di Brazil tidak mampu pergi ke stadion. Namun, FIFA mengatakan bahwa tiket Piala Dunia yang dijual lebih murah dibandingkan dengan acara olahraga lainnya seperti Olimpiade, balap Formula 1 atau turnamen tenis.

FIFA membantah bahwa mereka menuntut pemerintah Brazil memberikan pembebasan pajak bagi para sponsor dan kegiatan komersial selama Piala Dunia. Namun FIFA mengakui telah minta pelonggaran aturan pabean bagi impor peralatan yang dibutuhkan untuk mengatur acara Piala Dunia, seperti komputer, bola dan papan iklan elektronik.

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan menghasilkan pendapatan sebesar $ 3,65 milyar bagi FIFA, termasuk $ 2,4 milyar dari hasil penjualan hak siar televisi, tapi tidak termasuk pendapatan dari penjualan tiket. Biaya operasional yang dikeluarkan pada Piala Dunia 2010 menurut FIFA mencapai $1,3 miliar, sementara biaya operasional Piala Dunia 2014 di Brazil mencapai $2 milyar.
(Reuters).