Dua Ekor Harimau Sumatera Lahir di Bukittinggi

Dua bayi harimau sumatera berjenis kelamin jantan dan betina yang lahir di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat. (Foto: TMSBK Bukittinggi.)

Koleksi harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi bertambah setelah dua ekor bayi satwa langka itu berjenis jantan dan betina dilahirkan pada Minggu (16/12). Kini induk harimau Sumatera dan kedua bayinya dalam keadaan sehat.

Dengan lahirnya dua bayi satwa langka itu, juru bicara TMSBK Ikbal menjelaskan saat ini jumlah harimau Sumatera di TMSBK mencapai 11 ekor. Kini induk dan dua bayi harimau Sumatera masih tinggal sekandang. Hal itu dilakukan agar hubungan emosional antara induk dan bayi harimau terjaga, dan induk harimau dapat terus memantau kondisi kesehatan anak-anaknya.

"Sepasang bayi harimau Sumatera dari induk bernama Dara Jingga dan Panca. Sebenarnya kita belum bisa beritakan karena kondisinya baru, sekarang masih diisolasi," kata Ikbal kepada VOA, Selasa (18/12).

Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Erly Sukrismanto mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah dua bayi harimau Sumatera itu akan dilepasliarkan atau tidak. Saat ini BKSDA Sumatera Barat masih memfokuskan perhatian pada pemulihan kondisi induk dan bayi harimau tersebut.

"Nanti kita kaji dulu kondisinya seperti apa. Kalau bisa kondisi harimaunya sehat dan tidak butuh vaksinasi karena ada pertambahan pendapat dari para ahli jika sudah ada di kebun binatang biasanya ada perlakuan mendapat vaksinasi mereka keberatan dilepasliarkan. Makanya nanti akan kami bicarakan dahulu ke TMSBK," ujar Erly kepada VOA.

Menurut Erly untuk melepasliarkan harimau Sumatera butuh banyak pertimbangan, seperti kawasan pelepasan, dan usia satwa. Erly tak menampik jika memenuhi persyaratan untuk dilepasliarkan, bisa saja hal itu dilakukan.

"Kalau yang baru ini layak, dan akan kita coba bagaimana penanganannya agar bisa dilepasliarkan," ungkapnya.

Erlymengatakan, pengunjung saat ini dilarang melangsungkan kontak fisik dengan ke,dua ekor anak harimau itu. Hal tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penularan penyakit, karena bayi harimau Sumatera yang baru lahir rentan terpapar virus. BKSDA Sumatera Barat juga mengimbau kepada pengelola TMSBK untuk membatasi setiap pengunjung yang akan melihat secara langsung dua bayi satwa langka itu.

"Saat ini mereka diisolasi dan tidak diekspos ke masyarakat supaya tidak terganggu," tutup Erly. [aa/ab]