Densus 88 Tangkap Afiliasi ISIS di Batam

  • Fathiyah Wardah

Densus 88 (Foto: ilustrasi)

Densus 88 Anti-Teror Jum'at lalu (5/8) menangkap sejumlah pentolan ISIS di Batam yang diduga merencanakan serangan teror, termasuk serangan teror di Singapura. Kelompok ini diduga sudah sejak lama berlatih dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Densus 88 Anti-Teror bekerjasama dengan Kepolisian Riau telah menangkap pemimpin Kitabah Gonggong Rebus, Gigih Rahmat Dewa dan lima anak buahnya di Batam. Kelima anak buah Gigih itu adalah Trio Syafrido, Eka Saputra, Tarmidzi, Hadi Gusti Yanda, dan Muhammad Tegar. Gonggong Rebus adalah nama masakan laut di Batam, yang diadopsi menjadi nama kelompok teror di Batam. Menurut pengamat terorisme Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Al Chaidar, kelompok ini pernah melakukan latihan serangan teror lewat laut bersama kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Gigih Rahmat Dewa dikenal sebagai pendakwah dan sekaligus perekrut anggota di sekitar Batam.

Al Chaidar mengatakan, "Kalau untuk jamaahnya banyak, saya nggak tahu pasti jumlahnya tapi untuk pasukannya atau tentaranya ada sekitar 14 orang."

Kelompok Kitabah Gonggong Rebus yang dibentuk tahun 2014 merupakan cabang kelompok teror jaringan Solo pimpinan Bahrun Naim, telah berbaiat kepada pemimpin ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) Abu Bakar al-Baghdadi. ISIS, kata Al Chaidar, memang tidak terlalu peduli dengan nama kelompok yang berafiliasi dengan mereka karena pada akhirnya nama besar yang akan mereka gunakan hanya satu, yaitu “Daulah Islamiyah”.

Your browser doesn’t support HTML5

Densus 88 Tangkap Afiliasi ISIS di Batam

Kelompok Kitabah Gonggong Rebus disebut-sebut sebagai kelompok yang berencana menyerang Singapura. Kuatnya keamanan di dalam negara itu membuat kelompok ini berupaya menyerang dari luar, terutama lewat laut. Rencana menyerang Singapura itu, menurut Al Chaidar, semakin diintensifkan setelah bergabungnya seorang petugas imigrasi Batam dengan kelompok tersebut dan pengiriman beberapa anggota untuk berlatih di Filipina Selatan.

"Pelatihan terorisme maritim ini sudah dilakukan sejak 2010 dan kelompok ini waktu itu masih berafiliasi ke Al-Qaidah. Mungkin dengan peatihan ini, mereka akan melakukan serangan roket ke Singapura melalui kapal-kapal tongkang atau kapal-kapal mereka bajak kemudian memasuki Singapura dan menyerang Singapura," terang Al Chaidar.

Mengapa Singapura? Menurut Al Chaidar, kelompok Kitabah Gonggong Rebus tampaknya ingin menyampaikan pesan tentang kebangkitan ISIS di Asia Tenggara. Karena itu selain menyerang Singapura, target utama lain adalah pusat-pusat keramaian di Batam.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius mengatakan pemimpin Kitabah Gonggong Rebus, Gigih Rahmat Dewa selama ini telah menjadi fasilitator bagi orang yang ingin bergabung dengan kelompok radikal di Suriah, yang masuk lewat Turki. Ditambahkannya, beberapa orang asal Uighur yang direkrut bahkan siap menjadi “pengantin”, julukan bagi mereka yang akan menjadi pembom bunuh diri. Gigih Rahmat Dewa juga diduga berperan sebagai penerima dan penyalur dana berbagai kegiatan radikal di Indonesia.

Suhardi mengatakan, "Ada beberapa peran dari kelompok (Gigih), dia merupakan orang yang termasuk memfasilitasi para orang Uighur melalui jalur Malaysia. Kedua juga menfasilitasi orang-orang yang pergi ke Suriah, Ketiga menampung dana untuk amaliah yang bersangkutan di Indonesia maupun negara-negara tetangga."

Hingga berita ini disampaikan, keenam tersangka teroris itu masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut. [fw/em]