Hindari Kontroversi Email, Clinton Fokuskan Kampanye ke Trump

  • Jim Malone

kandidat presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton mengajak warga Amerika untuk bersatu ketika berbicara di sebuah gereja kulit hitam di Philadelphia (8/7) lalu.

Kandidat presiden AS dari partai Demokrat Hillary Clinton ingin memfokuskan kembali kampanyenya pekan ini dan beralih dari kontroversi seputar penggunaan akun email pribadinya ketika menjabat sebagai menteri luar negeri.

Hillary Clinton tidak perlu khawatir menghadapi dakwaan kriminal terkait penyelidikan email itu, tetapi kemunduran politik itu memberinya tantangan tanpa henti.

Ketika AS dicekam oleh peristiwa penembakan laki-laki kulit hitam oleh polisi di negara bagian Louisiana dan Minnesota, serta serangan terhadap polisi di Dallas, Texas yang menewaskan lima polisi, kampanye presiden AS kurang mendapat perhatian.

Berbicara di Philadelphia, kandidat presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton mengajak warga untuk bersatu.

"Tidak ada seorang pun yang punya semua jawaban. Kita harus mencarinya bersama. Itu adalah satu-satunya cara agar kita bisa mencarinya,” ujar Clinton.

Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump merilis pernyataan video pasca penembakan di Dallas.

“Serangan brutal terhadap polisi adalah serangan terhadap negara dan serangan terhadap keluarga kita,” kata Trump.

Clinton ingin melangkah maju setelah pekan yang sulit yang menyudutkan dirinya karena menggunakan akun email pribadi. Direktur FBI James Comey mengatakan tidak ada dakwaan kriminal yang dijatuhkan terhadap Clinton, tetapi juga menyampaikan pernyataan menyengat.

"Ada bukti bahwa mereka sangat ceroboh dalam menangani informasi yang sangat sensitif dan sangat rahasia,” papar Comey.

Trump tanpa buang waktu langsung menyerang Hillary. Ia mengatakan, "Hillary, tukang bohong. Dia menyatakan banyak kebohongan. Semuanya tidak benar!”

Clinton ingin mengalihkan perhatian kampanyenya dengan bantuan Presiden Barack Obama.

“Saya sangat bangga dengan hal-hal yang kami capai bersama. Tetapi saya siap - menyerahkan tongkat estafet, dan saya tahu Hillary Clinton akan - merebutnya," kata Obama.

Sebagian besar pemilih mengganggap Clinton tidak bisa dipercaya. Tetapi – nilai bajik Trump lebih buruk lagi, sehingga para pemilih dihadapkan dengan pilihan yang sulit bulan November, kata pengamat Kyle Kondik dari Universitas Virginia

“Pilihannya antara stabilitas lewat Clinton dan perubahan radikal lewat Trump, dan para pemilih mungkin agak konservatif, bukan dalam hal politik, tetapi tidak ingin mengambil risiko terlalu besar dan saya rasa itu yang ditekankan Clinton, yaitu bahwa Trump terlalu berisiko,” ulas Kondik.

Kalangan Republik kini menghendaki dilakukannya penyelidikan baru mengenai apakah Clinton berbohong kepada Kongres terkait emailnya, - sehingga memastikan bahwa kontroversi itu akan tetap jadi isu pemilu sampai November. [vm/ii]