China Tangkap Warga AS di Perbatasan dengan Korea Utara

Sekolah kejuruan di kota Tumen, dekat perbatasan China dengan Korea Utara, yang dijalankan oleh Peter Hahn warga AS keturunan Korea.

Seorang pekerja bantuan Amerika keturunan Korea telah ditangkap di China dan dituduh melakukan penggelapan dan pemalsuan.

Peter Hahn, usia 74 tahun, ditangkap oleh pihak berwenang China hari Jumat, menurut pengacaranya Zhang Peihong. Zhang mengatakan Hahn, seorang Kristen, menjalankan sebuah sekolah kejuruan di kota Tumen, di dekat perbatasan China dengan Korea Utara, dan telah memberikan bantuan kepada Korea Utara di masa lalu.

Zhang menolak tuduhan terhadap Hahn, yang dikatakan tidak berdasar.

Kedutaan Besar Amerika tidak memberikan komentar mengenai hal tersebut.

Kementerian luar negeri China menegaskan tuduhan tersebut kepada kantor berita Reuters. Dikatakan Hahn telah ditahan karena tindak pidana.

China mengatakan awal tahun ini bahwa mereka telah menangkap beberapa orang Kristen Kanada yang mengelola sebuah kedai kopi di Dandong, kota di China yang berbatasan dengan Korea Utara. Mereka ditangkap karena dicurigai melakukan pencurian informasi militer dan intelijen. Hingga kini nasib mereka belum diketahui.

Misionaris Kristen sering menggunakan Dandong sebagai titik di mana mereka secara diam-diam melintasi perbatasan ke Korea Utara atau membantu warga Korea Utara yang menyelinap keluar dari negara mereka.

Korea Utara memandang misionaris sebagai mata-mata dan sering menahan atau mendeportasi mereka. Di China, mencuri rahasia negara bisa dikenai hukuman mati.